CERITA TENTANG SAYANG, RINDU dan CINTA
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta
Air mataku
Teringat semua yang kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya illahi
Muhasabah cintaku
Di awal tulisan ini aku ingin kita sama-sama menghayati lirik dari syair yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Sekilas liriknya membawa hati kita berbunga-bunga. Tapi coba kau resapi maknanya dengan ketenangan hati dan pikiranmu, maka akan kau dapati bahwa Allah Maha Pengasih, maha penyayang dan Sang Maha Cinta yang abadi.
Allah beri kita sakit agar dosa-dosa kita berguguran, agar kita berpikir, agar kita memiliki waktu untuk bermuhasabah diri. Allah beri kita cobaan, kesusahan adalah agar kita lebih dewasa dalam menjalani hidup di dunia ini. Allah beri kita kesempitan karena sesudahnya allah akan memberikan kelapangan hingga limit tak terhingga di akhir waktu, kehidupan yang sesungguhnya yang kekal dan abadi. Allah berikan posisi kita di bawah agar kita bisa lebih memaknai perjuangan.
Allah kemudian memberikan kita kebahagiaan, kesenangan, dan kelapangan karena itu hak kita setelah melalui perjuangan. Allah telah menuliskannya sedemikian rupa skenario hidup kita. Ketika dia berkata ‘Jadilah!’ maka jadi. Namun dalam prosesnya kita masih bisa berikhtiar dan berdoa agar mendapatkan hasil yang terbaik di mata kita terlebih di mata Allah SWT.
Shalawat dan salam mari sama-sama kita haturkan kepada sang suri tauladan umat sepanjang zaman yang meski jasadnya tidak tampak dan kita tidak pernah bertemu dengan beliau tapi kehadirannya di hati kita tetap terasa. Allahumma shalli ala syaidina Muhammad wa alaali syaidina Muhammad. Semoga tercurah kasih sayangnya kepada kita ummatnya. Sosok manusia biasa, pemimpin bijaksana, saudagar yang jujur, suami yang adil, ayah yang baik dan semua yang baik ada padanya. Pantaslah kita harus meneladani beliau. Kalaulah tidak karena perjuangan beliau, maka kita tidak tahu bagaimana kita hari ini. Bagaimana kondisi umat manusia saat ini. Apalagi sebagai seorang muslim.
Rasanya hati ini ingin mencurahkannya semua disini, kawan! Tapi nantilah aku akan bercerita lebih banyak lagi tentang perasaan sayang, rindu dan cinta. Meski tidak banyak, tapi kau harus membacanya sampai selesai. Semoga tulisan ini bermanfaat bagiku, bagimu dan bagi kita semua. Tidak sedikitpun maksud untuk menggurui. Hanya pribadi kitalah yang bisa mengevaluasinya.
Aku mencintaimu karena Allah SWT. Kita tidak ada hubungan apa-apa selain ukhuwah islamiyah. Aku bukan sahabat karibmu, aku bukan saudara kandungmu dan aku bukan pula orang yang lebih pintar darimu. Kita dekat bukan karena apa-apa tapi kita dekat karena allah telah menakdirkan pertemuan kita dan ukhuwah islamiyahlah yang semakin mendekatkan kita. Anggap saja ini hadiah dariku untukkmu karena aku tidak bisa memberikan apa-apa selain yang ada pada diriku. Aku bisa menulis harian, maka ku kirimlah tulisan harian ini untukmu
Sekilas kau tampak layu
Tapi ternyata kau tetap menampilkan warna terindahmu
Meski aku tega tidak memperhatikanmu
Tapi kau tetap tumbuh mewarnai halaman rumahku
Itu yang aku katakan pada beberapa tangkai bunga yang tetap indah dipandang mata meski aku sering tidak menyiramnya dan membuatnya sesak nafas karena asap knalpot motorku. Ia hidup karena Tuhannya, Allah yang memberikannya makan dan juga minum. Maka sehatlah dia. Dia punya keyakinan dan ketidakbergantungan pada manusia yang memeliharanya. Aku belajar dari bunga-bunga indah itu. Terkadang aku juga jahat karena beberapa kali knalpot dan ban motorku melukainya dan ia agak layu tapi setelah itu hujan turun dan membasahinya. Ia jadi segar kembali. Subhanallah.
Mungkin saat ini aku sedikit sedih dan tidak tahu harus mengungkapkannya seperti apa. Tapi aku hanya ingin sama-sama menguatkan diantara kita.
Mungkin dulu saat kita memutuskan merantau dari kampung halaman, bertemu lingkungan yang baik dan kemudian kita belajar menjadi baik hingga hidayah itu datang kepada kita. Sungguh beruntungnya kita, kawan! Kita tidak pernah merencanakan kita akan menjadi seperti saat ini. Menjadi seperti yang orang bilang “Aktivis Dakwah’.
Nyatanya kita memang menjadi seperti ini. Kita berkembang dan tumbuh dengan kreatif. Kita semakin tahu untuk apa kita hidup di dunia ini. Maka berkomitmenlah kita untuk terus berupaya untuk menjadi orang shaleh dan sampai saat ini kita adalah orang yang terus dan terus berusaha untuk menjadi shaleh. Bersabarlah, kawan! Karena untuk mencapai kedudukan taqwa itu penuh rintangan dan ujian. Kuncinya bersabar, maka kita akan merasakan hasilnya.
Itu tentang hari sampai aku menuliskan tulisan ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kita masih akan seperti ini dan tetap berkreativitas sehingga semakin berkembang atau kita justru menjadi orang-orang yang berguguran. Naudzubillahimindzalik. Mari sama-sama kita berdoa agar allah selalu membukakan pintu rahmat dan hidayahnya sehingga kita tetap menjadi orang-orang yang istiqomah di jalan dakwah.
Perlu ku tekankan sekali lagi, aku tidak sedikitpun bermaksud menggurui. Ini hanyalah lembaran catatan harianku. Jika ini mengganggumu dan tidak bermanfaat maka tidak perlu kau simpan. Buang saja dan tinggalkan.
Teringat tausiah yang senantiasa sama-sama kita dengar. DAKWAH INI AKAN TETAP MAJU DENGAN ATAU TANPA DIRIMU. Keretanya akan terus berjalan dan tak peduli apakah kau ada di dalamnya atau tidak. Artinya kaulah yang membutuhkan dakwah ini untuk dapat segera sampai ke tujuanmu. Lewat kereta dakwah ini, kau akan semakin memacu kecepatan yang kau miliki untuk segera sampai ke tempat akhir dimana kau akan beristirahat dan bersenang –senang tanpa batas ruang dan waktu. Namun kau harus tahu bahwa kereta dakwah ini jalannya panjang. Awalnya jelas tapi akhirnya belum jelas sampai kapan akan berakhir. Lagi-lagi dituntut kesabaranmu. Pekerjaannya banyak dan bebannya berat sehingga hanya sedikit orang-orang yang bergabung di dalamnya. Hanya orang-orang yang telah mendapatkan hidayah dari allah-lah yang bisa masuk ke dalamnya. Ketika kita mengerjakannya bersama-sama insyaallah beban itu akan berkurang karena kita sama-sama yang mengerjakannya. Jalan yang dilalui mendaki dan penuh onak diri. Kita harus penuh kehati-hatian.
Jika kita cermati, apakah kita berani? Apakah kita sanggup? Apakah kita berani?
Apa jawabmu?
Susah hidup kita di dunia dibuatnya.
Aku dulu juga menjawab hal yang sama sepertimu. Aku tidak sanggup. Aku katakan itu ketika aku masih berdiri dan tak bergerak. Tapi kemudian ketika aku mulai melangkah dan berjalan jauh lebih jauh, ternyata di jalanlah muncul keberanian itu. Di jalanlah ku temui nikmatnya susah-susah di dunia itu. Aku punya teman yang banyak, aku punya saudara yang luar biasa sepertimu dan aku merasa dimanapun nantinya aku akan memilih hidup, rasanya aku tak perlu khawatir lagi karena aku punya dirimu, kader terbaik yang sangat berharga.
Ketika kita belum melangkah, maka kita tidak akan tahu seberapa beraninya kita untuk melangkah. Ketika kita belum mencoba maka kita tidak akan tahu rasanya seperti apa dan kita tidak tahu kemampuan kita seberapa. Terkadang kita sendiri yang membatasi diri kita.
Tapi aku yakin aku, kau dan kita adalah orang yang sudah mendapat hidayah dan akan menjaga hidayah itu baik-baik karena harganya mahal. Tak pantas kita tukar dengan kenikmatan dunia yang sementara. Mari kita berdoa semoga allah selalu menjaga kita dan kita selalu berbaik sangka kepada allah agar selamat dunia dan akhirat. Akhir cerita aku katakan aku menyayangimu seperti aku menyayangi diriku sendiri. Aku merindukan untuk bersama-sama bertemu dengan sang suri tauladan di akhirat dan berkumpul bersama beliau dan keluarganya. Aku mencintaimu karena allah swt yang mempertemukan kita lewat dakwah ini. Semoga kita bisa bertemu denganNya di akhirat. Bersabarlah karena dunia ini tidak akan lama lagi. Salam ukhuwah dari makhluk allah yang tak luput dari salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah baca kan? Kasih komentar ya biar kedepannya makin baik lagi. Terima kasih.