Hakikat tauhid dan fenomena kemusyrikan

Beriman kepada Allah SWT adalah iman kepada dzat yang ghaib, yang maha tinggi, bebas berkehendak, mahakuasa, dan layak dipatuhi dan diibadati, adalah ruh agama apapun. Ia juga ruh agama islam dan dasar seluruh aqidahnya, sebgaimana dijelaskan oleh al-quran dan sunnah Rasulullah SAW.
Iman kepada Allah SWT mencakup :
1.      Beriman kepada wujudullah
2.      Beriman kepada keesaanNya dalam Rububiyah dan UluhiyahNya

Iman seseorang tidak diterima di sisi Allah, selama belum menegakkan tauhid dalam :
1.      Ilmu dan keyakinan; dengan beriman bahwa Allah maha esa dalam dzat, dan perbuatanNya, tidak ada sekutu bagiNya, tidak ada yang menyerupaiNya, tidak beranak dan tidak diperanakkan. (QS. Al-ikhlas, Awal surat Ali Imran, Awal surat Thaha, Awal surat Alif Laam Miim Sajdah, Awal surat Al-HAdid, Akhir surat Al-Hasyr, dll)
2.      Tujuan dan perbuatan; dengan mengesakan Allah melalui beribadah yang sempurna, ketaatan yang mutlak, merendahkan diri kepada, kembali, pasrah dan tawakkal, takut, berharap kepadaNya dan seterusnya. (QS.Surat Al-kafirun, beberapa ayat dari surat Al-An’am, Awal surat Al-a’raf, Akhir surat al-a’raf, awal surat Yunus, Pertengahan surat Yuunus, Akhir surat Yunus, Awal surat Az-zumar, Akhir surat Az-zumar, dll)

Banyak para penulis dahulu dan kini menanamkan bentuk tauhid yang pertama dengan tauhid rububiyah dan yang kedua dengan tauhid ilahiyah atau tauhid uluhiyah.
1.      Tauhid Rububiyah
Artinya : keyakinan bahwa Allah SWT adalah Rabb seluruh langit dan Bumi, mengesakan Allah dalam semua perbuatanNya seperti mencipta, mengatur dan lain sebagainya.(QS. AL-fatihah:2)
2.      Tauhid Ilahiyah atau tauhid uluhiyah
Adalah tauhidullah dalam beribadah, mengesakan Allah dalam hal beribadah, seperti dalam berdoa, menyembelih, bernadzar, sholat, mengharap, takut, memohon pertolongan, tawakkal dan lain sebagainya.
Ibadah adalah kata yang mengandung dua arti yang sudah bersenyawa menjadi satu, yaitu : puncak ketundukan dibarengi dengan puncak cinta. Ketundukan yang sempurna yang sudah bersenyawa dengan cinta yang sempurna itulah ibadah.
Tauhid yang dibawa para rasul ‘alaihimus-salam, dan diperhatikan islam dengan cara mengokohkan , menegaskan, dan menjaganya, tidak akan terealisir, tertancap akar-akarnya, dan terbentang cabang-cabangnya, kecuali jika memenuhi unsure-unsur berikut ini :
1.      Memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata
2.      Kufur kepada segala Thagut dan berlepas diri dari orang-orang yang menyembahnya atau memberikan wala’ mereka kepadanya
3.      Membentengi diri dari syirik dengan segala warna dan tingkatannya, serta menutup celah-celah yang menuju kepadanya
Tauhid yang murni dan terbebas dari campuran-campuran syirik jika terealisir dalam kehidupan pribadi seseorang, atau terwujud dalam kehidupan bangsa, ia akan memberikan buah yang sangat manis, dan pengaruh yang snagat bermanfaat bagi kehidupan. Diantaranya :
1.      Kemerdekaan manusia
2.      Pembentukan pribadi yang harmonis
3.      Tauhid, sumber rasa aman
4.      Tauhid, sumber kekuatan jiwa
5.      Tauhid, landasan persaudaraan dan persamaan
Syirik memiliki banyak dampak buruk dan berbahaya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat antara lain :
1.      Penghinaan martabat manusia
2.      Sarang khurafat
3.      Kezhaliman besar
4.      Sumber segala kecemasan
5.      Menelantarkan sisi positif manusia
6.      Dampak kemusyrikan di akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Udah baca kan? Kasih komentar ya biar kedepannya makin baik lagi. Terima kasih.