TERNYATA PISANG ADALAH BUAH SURGA
Ide untuk membuat tulisan ini tiba-tiba saja muncul. Di luar sedang hujan deras dan aku pun dilanda malas makan nasi malam ini. Sementara itu, tak ada banyak makanan dan cemilan di rumah. Aku pun teringat pada beberapa buah pisang pemberian seorang adik binaan. Yah, aku masih menyimpannya di dalam kulkas. Segera kuambil buah itu dan kukeluarkan dari kulkas.
Ada tiga buah dan semuanya besar-besar. Makan sebuah saja sudah membuat kita kenyang. Ada beberapa bagian dari daging buah yang mulai menghitam. Biasanya aku akan membuangnya karena takut sudah busuk. Eh, rupanya tak ada efek apa-apa. Hitamnya mungkin karena efek dari lingkungan panas dan kemudian masuk ke lingkungan yang dingin. Itu saja.
Aku pun memakannya sebuah. Sementara dua buah lainnya kembali kumasukkan ke dalam kulkas. Mungkin saja nanti malam aku akan lapar dan bisa memakannya kembali. Seusai memakan pisang itu, aku baru sadar, ternyata selama ini aku adalah seorang pecinta pisang. Ini buktinya.
1. Setiap ingat jajanan anak-anak, aku ingatnya pisang molen (yang ukuran kecil), selalu beli paling sedikit lima ribu. Tanya sama teman-teman dekatku biar valid.
2. Hampir tiap minggu aku beli pisang cokelat keju. Tanya temanku juga biar percaya.
3. Buah yang tak pernah absen di rumah adalah pisang lemak manis (pisang yang kecil-kecil itu lho). Tanya mama dan papaku biar infonya benar.
4. Seringkali mama membuat goreng pisang, godok pisang, kolak pisang dan jenis olahan pisang lainnya. Ehm, keripik pisang mama paling favorit dah. Bukan hanya aku, tapi teman-temanku juga doyan kripik pisang buatan mama. Apalagi gratis dan buaaanyak. Heheh. Ini juga tanya sama mama dan teman-temanku.
5. Pohon yang banyak tumbuh di halaman rumah selain pepaya adalah pohon pisang. Ah, ini kerjaan si papa yang suka nebar benih buah-buahan di seluruh halamna rumah.
6. Yang sekarang juga sering kubeli adalah pisang kipas, nyumiii. Ini tanya Bowuku alias tanteku-adik papa dalam bahasa batak. Dia yang mengenalkanku pisang kipas ueenak yang ada di Senapelan bahkan Pekanbaru.
Semua itu adalah pisang, euy. Padahal kalau ditanya buah favoritnya aku bingung mau jawab apa. Dari hasil catatan harian, ternyata pisang adalah favoritku. Belum lagi nih ya, suatu hari mama meneleponku hanya untuk mengatakan bahwa pisang adalah buah surga. Mama sedang menontonnya dari sebuah tayangan video islam di televisi.
Setelah informasi dari mama itu, aku masih biasa-biasa saja. Gak kepo ingin tahu lebih lanjut tentang buah surga itu. Gak ada alasan apa-apa. Aku menyukai pisang yah karena aku menyukainya dan alhamdulillah jika ternyata buah yang kusukai adalah buah surga.
Sebulan berikutnya, aku membaca buku lapis-lapis keberkahan karya Ustad Salim A.Fillah. Di halaman 80, aku menemukan informasi yang menerangkan bahwa Imam Malik juga menyukai buah pisang. Sampai-sampai beliau mengungkapkan perasaannya terhadap buah pisang. Berikut saya salinkan tulisan dari buku yang saya maksud.
Diriwayatkan dari beliau sebuah ungkapan terkenal, “Sungguh aku meyakini bahwa pisang termasuk diantara buah-buahan surga. Sebab dia manis, lembut dan harum sebagaimana sifat buah-buahan surga.”
“Dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun buahnya.”(QS.Al-Waaqi’ah:29)
Maka menakjubkan bahwa kini, sebagian penduduk negeri-negeri Afrika Utara dan sekeliling Sahara yang pernah menjadi pengikut serta madzhab Imam Malik, masih menjadikan pisang sebagai salah satu makanan pokoknya. Sesuatu yang menjadi kesukaan Sang Imam, menjadi kemestian bagi para insan yang bermakmum kepadanya. Atsar pengaruh seorang yang kokoh bersambung ke langit, masih tetap tinggal di bumi melintasi kurun demi kurun.
Dan kita lalu teringat nama ilmiah untuk pisang :Musa paradisiaca. Keyakinan Malik tentang watak surgawi buah pisang, diabadikan dalam nama yang dipakai oleh segala bangsa. Paradisiaca; bertabiat firdaus, bersifat surgawi. Ialah buah dari marga Musacea, yang manis, harum dan lembutnya memancarkan pesona surga.
Tak ada yang kebetulan dalam penulisan nama ilmiah buah pisang yang kemudian dipakai seluruh dunia dengan penyebutan nama buah pisang di dalam al-qur’an. Aku pun tak berhenti sampai disitu. Aku terus berselancar memahami ayat demi ayat al-qur’an di dalam surat Al-Waaqi’ah tersebut. Mulai dari ayat 11-40 yang menceritakan tentang gambaran surga, kita bisa membayangkan betapa surga itu sudah dipersiapkan oleh allah untuk golongan kanan sedemikian rupa. Subhanallah walhamdulillah. Allahuakbar! Kedepan, semakin rajin ya baca al-qur’annya karena semua petunjuk hidup, informasi kehidupan dunia dan akhirat sudah allah beritakan di dalam al-qur’an. Tinggal kita mau baca atau enggak, mau memahaminya atau enggak. Jangan sampai jadi orang yang menyesal dikemudian hari.
Ayok, buat yang mau masuk surga dan mau tahu rasanya buah surga, coba deh makan pisang. Kalau gak suka pisang, coba aja makan biar tahu rasa enaknya pisang. Itu baru buah pisang yang ditanam di dunia oleh manusia atas kehendak allah. Bagaimanalah lagi buah pisang sebenarnya yang dimaksudkan oleh allah di surga nanti. Ah, doa banyak-banyak yuk mumpung masih hujan. Biar kita bisa masuk surga bareng-bareng. Aamiiin.
Ah, tiba-tiba aku pengen menghabiskan sisa pisang itu. Ayo makan pisang! 😀😁😄
Ada tiga buah dan semuanya besar-besar. Makan sebuah saja sudah membuat kita kenyang. Ada beberapa bagian dari daging buah yang mulai menghitam. Biasanya aku akan membuangnya karena takut sudah busuk. Eh, rupanya tak ada efek apa-apa. Hitamnya mungkin karena efek dari lingkungan panas dan kemudian masuk ke lingkungan yang dingin. Itu saja.
Aku pun memakannya sebuah. Sementara dua buah lainnya kembali kumasukkan ke dalam kulkas. Mungkin saja nanti malam aku akan lapar dan bisa memakannya kembali. Seusai memakan pisang itu, aku baru sadar, ternyata selama ini aku adalah seorang pecinta pisang. Ini buktinya.
1. Setiap ingat jajanan anak-anak, aku ingatnya pisang molen (yang ukuran kecil), selalu beli paling sedikit lima ribu. Tanya sama teman-teman dekatku biar valid.
2. Hampir tiap minggu aku beli pisang cokelat keju. Tanya temanku juga biar percaya.
3. Buah yang tak pernah absen di rumah adalah pisang lemak manis (pisang yang kecil-kecil itu lho). Tanya mama dan papaku biar infonya benar.
4. Seringkali mama membuat goreng pisang, godok pisang, kolak pisang dan jenis olahan pisang lainnya. Ehm, keripik pisang mama paling favorit dah. Bukan hanya aku, tapi teman-temanku juga doyan kripik pisang buatan mama. Apalagi gratis dan buaaanyak. Heheh. Ini juga tanya sama mama dan teman-temanku.
5. Pohon yang banyak tumbuh di halaman rumah selain pepaya adalah pohon pisang. Ah, ini kerjaan si papa yang suka nebar benih buah-buahan di seluruh halamna rumah.
6. Yang sekarang juga sering kubeli adalah pisang kipas, nyumiii. Ini tanya Bowuku alias tanteku-adik papa dalam bahasa batak. Dia yang mengenalkanku pisang kipas ueenak yang ada di Senapelan bahkan Pekanbaru.
Semua itu adalah pisang, euy. Padahal kalau ditanya buah favoritnya aku bingung mau jawab apa. Dari hasil catatan harian, ternyata pisang adalah favoritku. Belum lagi nih ya, suatu hari mama meneleponku hanya untuk mengatakan bahwa pisang adalah buah surga. Mama sedang menontonnya dari sebuah tayangan video islam di televisi.
Setelah informasi dari mama itu, aku masih biasa-biasa saja. Gak kepo ingin tahu lebih lanjut tentang buah surga itu. Gak ada alasan apa-apa. Aku menyukai pisang yah karena aku menyukainya dan alhamdulillah jika ternyata buah yang kusukai adalah buah surga.
Sebulan berikutnya, aku membaca buku lapis-lapis keberkahan karya Ustad Salim A.Fillah. Di halaman 80, aku menemukan informasi yang menerangkan bahwa Imam Malik juga menyukai buah pisang. Sampai-sampai beliau mengungkapkan perasaannya terhadap buah pisang. Berikut saya salinkan tulisan dari buku yang saya maksud.
Diriwayatkan dari beliau sebuah ungkapan terkenal, “Sungguh aku meyakini bahwa pisang termasuk diantara buah-buahan surga. Sebab dia manis, lembut dan harum sebagaimana sifat buah-buahan surga.”
“Dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun buahnya.”(QS.Al-Waaqi’ah:29)
Maka menakjubkan bahwa kini, sebagian penduduk negeri-negeri Afrika Utara dan sekeliling Sahara yang pernah menjadi pengikut serta madzhab Imam Malik, masih menjadikan pisang sebagai salah satu makanan pokoknya. Sesuatu yang menjadi kesukaan Sang Imam, menjadi kemestian bagi para insan yang bermakmum kepadanya. Atsar pengaruh seorang yang kokoh bersambung ke langit, masih tetap tinggal di bumi melintasi kurun demi kurun.
Dan kita lalu teringat nama ilmiah untuk pisang :Musa paradisiaca. Keyakinan Malik tentang watak surgawi buah pisang, diabadikan dalam nama yang dipakai oleh segala bangsa. Paradisiaca; bertabiat firdaus, bersifat surgawi. Ialah buah dari marga Musacea, yang manis, harum dan lembutnya memancarkan pesona surga.
Tak ada yang kebetulan dalam penulisan nama ilmiah buah pisang yang kemudian dipakai seluruh dunia dengan penyebutan nama buah pisang di dalam al-qur’an. Aku pun tak berhenti sampai disitu. Aku terus berselancar memahami ayat demi ayat al-qur’an di dalam surat Al-Waaqi’ah tersebut. Mulai dari ayat 11-40 yang menceritakan tentang gambaran surga, kita bisa membayangkan betapa surga itu sudah dipersiapkan oleh allah untuk golongan kanan sedemikian rupa. Subhanallah walhamdulillah. Allahuakbar! Kedepan, semakin rajin ya baca al-qur’annya karena semua petunjuk hidup, informasi kehidupan dunia dan akhirat sudah allah beritakan di dalam al-qur’an. Tinggal kita mau baca atau enggak, mau memahaminya atau enggak. Jangan sampai jadi orang yang menyesal dikemudian hari.
Ayok, buat yang mau masuk surga dan mau tahu rasanya buah surga, coba deh makan pisang. Kalau gak suka pisang, coba aja makan biar tahu rasa enaknya pisang. Itu baru buah pisang yang ditanam di dunia oleh manusia atas kehendak allah. Bagaimanalah lagi buah pisang sebenarnya yang dimaksudkan oleh allah di surga nanti. Ah, doa banyak-banyak yuk mumpung masih hujan. Biar kita bisa masuk surga bareng-bareng. Aamiiin.
Ah, tiba-tiba aku pengen menghabiskan sisa pisang itu. Ayo makan pisang! 😀😁😄
kok baru tau ya akunya :)
BalasHapusnambah ilmu dulu deh disini
---
Supplier Tas Terbesar
Iyaa, Mbak.Semoga bermanfaat ya n sama2 menambah ilmu.
BalasHapus