RESOLUTION 2017 WANNA BE INSYAALLAH
Sebenernya bingung sih mau ngasih judul curhat kali ini itu apa. Niat awalnya cuman pengen bikin jejak tulisan di awal tahun ini. Tapi belum ada inspirasi. Eh, tepatnya, inspirasinya masih belum lancar. Ide-idenya masih berterbangan dan rada susah ditangkap. Heheh.
WELCOME 2017. ASSALAMUALAIKUM.
Ada banyak harapan yang udah direncanakan. Manusia mana sih yang tak mau semua harapannya menjadi kenyataan? Well, karena itu aku tulis rincian rencana aku di tahun 2017 ini secara rinci di buku harian. What? Buku harian? Iya dong, gini-gini aku masih punya buku harian. Nah, di sini ntar aku mau nyeritain yang ringan-ringan saja. May be. Jadilah aku namain tulisan aku kali ini RESOLUTION 2017 WANNA BE INSYAALLAH.
Apa ya? Aku pengennya semua yang baik-baik dan bahagia deh di tahun ini. Mengingat di tahun-tahun sebelumnya masih banyak yang gak baik dari diriku ini. Malu mengingati itu semua. Bahkan, aku seringkali takut kalau-kalau Allah itu gak kenal sama aku. Maksudnya gini lho. Secara logika, gak mungkin allah itu gak kenal sama aku lha wong allah yang nyiptain aku. Tapi secara anehnya, pikiranku seringkali takut kalau allah itu gak kenal sama aku. Sama seperti siapalah aku di mata teman-temanku, di mata masyarakat, di mata teman-teman seprofesi. Barangkali mereka gak kenal aku karena emang gak ada ‘something’ yang ngejual dari diriku. Kerennya rekam jejak alias track record gitu deh. Bukan karena inign dipandang di mata manusia, ini pengennya dipandang di mata allah. Biar ntar pas ninggalin dunia yang fana ini ada sedikit kelegaan, ada bekallah gitu buat di akhirat kelak. Jadi ntar gak galau mau ke surga ato neraka. Ah, aku ngelantur, guys. Sorry ya. Sebenarnya aku tuh ngantuk n pengen tidur siang. Tapi gak bisa karena hatiku resah bila belum menulis hari ini. Eaaa...
Melihat beberapa waktu ke belakang, aku baru nyadar sesadar-sadarnya bahwa selama ini aku itu masih banyaaaak banget kekurangan dan kesalahannya. Teringat suatu waktu di 2013, aku pernah janji untuk gak bakal mengeluh lagi setelah adegan ketinggalan pesawat di Jakarta sementara uangku pas-pasan dan aku harus segera ke Malang, mengejar misi besar dalam hidupku ke depan. Rupanya takdir allah lain. Aku janji sejanji-janjinya sama allah sejak itu gak bakal mengeluh, lebih sabar dan lebih komitmen lagi terhadap segala sesuatu yang aku rencanakan dan juga yang diamanahkan.
Tahun-tahun berikutnya aku coba untuk terus memperbaiki diri. Ada sedikit perubahan. Tapi baru sedikit. Nah, tahun ini harapannya, grafik janji itu meningkat lebih baik. Janji itu adalah salah satu implementasi sikap bersyukur terhadap semua yang telah allah beri. Dikejarpun dunia mati-matian, ia akan menjauh selagi kamu gak dekat dengan yang punya dunia. So, keep calm down with the world dengan tetap semangat membuat rincian mimpi-mimpi besarmu. Untuk mimpi, jangan pernah takut deh. Bila konsep hidup kamu balik ke, “Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.” Tetep kamu punya hak untuk berencana sebaik mungkin, sedetail mungkin dan setinggi mungkin. Kata proklamator negeri kita, Pak Soekarno, “Bermimpilah setinggi lagit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Apa? Kamu mau aku list mimpi-mimpi aku di 2017 ini?
No...no...no...Kan, aku udah bilang kalau aku udah bikin detailnya beberapa hari yang lalu di buku harianku. Cukup aku dan allah yang tahu. Kalaupun ntar ada orang yang bakal aku liatin di kemudian hari, dialah orang yang beruntung. Kamu, iya kamu, calon sehidup sesurgaku. Heheheh.
But, besarpun mimpi-mimpiku tahun ini dan kedepannya, rasanya kurang enak dan indah jika belum berdua. Biar ada yang akan menyemangati ketika aku mulai lemah, biar ada yang bakal memegang tanganku dan menariknya untuk bangkit ketika aku jatuh. Biar kebahagiaannya bisa dirasakan bersama sehidup sesurga.
Apalagi ya? Biar ketika sakit, aku bisa membagi sakitnya sama orang yang bakal siap menemaniku saat sakit dan turut merasakan sakitnya. (Lebay lagi deh, Vit.)
Itu beneran. Kayaknya tahun ini aku bakalan lebih nurut sama nyokap yang udah dari bertahun-tahun lalu lamanya sejak aku kuliah nyuruh aku menikah. Tahun ini ya, insyaallah atas izin allah dan doa kedua orang tuaku. I’ll be get him. Norak dikit boleh ya.
Alasannya? Alasan apalagi? Alasan kenapa harus menikah? Kan, udah dibilang di atas, biar ada teman sehidup sesurga. Daaaaann...biar nyokap sama bokap tenang. Sekalipun aku akan merantau, udah ada temen halalnya yang bakal ngejagain. Toh, ini juga sebagai hadiah dan momen untuk buat orang tua bahagia. Selama ini mereka udah baik banget mulai dari aku lahir, tumbuh dan berkembang, sekolah dan bekerja, melancong kemanapun aku suka dan lain-lainnya yang tak bisa aku katakan dan cukup aku rasakan. Itu aja alasannya. But, the fisrt only reason adalah biar sempurna separuh agamaku, separuhnya lagi bakal aku sempurnakan bersamamu. Doakan aku ya temans.
This is real, welcome 2017. Moga cepet nikah bagi yang jomblo, cepet dapat momongan bagi yang udah nikah, moga cepet dapat menantu bagi yang udah punya anak, moga dapat cucu bagi yang udah punya menantu. Moga lebih produktif lagi dalam kerja dan karyanya ya para guru kehidupan. Aamiiin.
WELCOME 2017. ASSALAMUALAIKUM.
Ada banyak harapan yang udah direncanakan. Manusia mana sih yang tak mau semua harapannya menjadi kenyataan? Well, karena itu aku tulis rincian rencana aku di tahun 2017 ini secara rinci di buku harian. What? Buku harian? Iya dong, gini-gini aku masih punya buku harian. Nah, di sini ntar aku mau nyeritain yang ringan-ringan saja. May be. Jadilah aku namain tulisan aku kali ini RESOLUTION 2017 WANNA BE INSYAALLAH.
Apa ya? Aku pengennya semua yang baik-baik dan bahagia deh di tahun ini. Mengingat di tahun-tahun sebelumnya masih banyak yang gak baik dari diriku ini. Malu mengingati itu semua. Bahkan, aku seringkali takut kalau-kalau Allah itu gak kenal sama aku. Maksudnya gini lho. Secara logika, gak mungkin allah itu gak kenal sama aku lha wong allah yang nyiptain aku. Tapi secara anehnya, pikiranku seringkali takut kalau allah itu gak kenal sama aku. Sama seperti siapalah aku di mata teman-temanku, di mata masyarakat, di mata teman-teman seprofesi. Barangkali mereka gak kenal aku karena emang gak ada ‘something’ yang ngejual dari diriku. Kerennya rekam jejak alias track record gitu deh. Bukan karena inign dipandang di mata manusia, ini pengennya dipandang di mata allah. Biar ntar pas ninggalin dunia yang fana ini ada sedikit kelegaan, ada bekallah gitu buat di akhirat kelak. Jadi ntar gak galau mau ke surga ato neraka. Ah, aku ngelantur, guys. Sorry ya. Sebenarnya aku tuh ngantuk n pengen tidur siang. Tapi gak bisa karena hatiku resah bila belum menulis hari ini. Eaaa...
Melihat beberapa waktu ke belakang, aku baru nyadar sesadar-sadarnya bahwa selama ini aku itu masih banyaaaak banget kekurangan dan kesalahannya. Teringat suatu waktu di 2013, aku pernah janji untuk gak bakal mengeluh lagi setelah adegan ketinggalan pesawat di Jakarta sementara uangku pas-pasan dan aku harus segera ke Malang, mengejar misi besar dalam hidupku ke depan. Rupanya takdir allah lain. Aku janji sejanji-janjinya sama allah sejak itu gak bakal mengeluh, lebih sabar dan lebih komitmen lagi terhadap segala sesuatu yang aku rencanakan dan juga yang diamanahkan.
Tahun-tahun berikutnya aku coba untuk terus memperbaiki diri. Ada sedikit perubahan. Tapi baru sedikit. Nah, tahun ini harapannya, grafik janji itu meningkat lebih baik. Janji itu adalah salah satu implementasi sikap bersyukur terhadap semua yang telah allah beri. Dikejarpun dunia mati-matian, ia akan menjauh selagi kamu gak dekat dengan yang punya dunia. So, keep calm down with the world dengan tetap semangat membuat rincian mimpi-mimpi besarmu. Untuk mimpi, jangan pernah takut deh. Bila konsep hidup kamu balik ke, “Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.” Tetep kamu punya hak untuk berencana sebaik mungkin, sedetail mungkin dan setinggi mungkin. Kata proklamator negeri kita, Pak Soekarno, “Bermimpilah setinggi lagit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Apa? Kamu mau aku list mimpi-mimpi aku di 2017 ini?
No...no...no...Kan, aku udah bilang kalau aku udah bikin detailnya beberapa hari yang lalu di buku harianku. Cukup aku dan allah yang tahu. Kalaupun ntar ada orang yang bakal aku liatin di kemudian hari, dialah orang yang beruntung. Kamu, iya kamu, calon sehidup sesurgaku. Heheheh.
But, besarpun mimpi-mimpiku tahun ini dan kedepannya, rasanya kurang enak dan indah jika belum berdua. Biar ada yang akan menyemangati ketika aku mulai lemah, biar ada yang bakal memegang tanganku dan menariknya untuk bangkit ketika aku jatuh. Biar kebahagiaannya bisa dirasakan bersama sehidup sesurga.
Apalagi ya? Biar ketika sakit, aku bisa membagi sakitnya sama orang yang bakal siap menemaniku saat sakit dan turut merasakan sakitnya. (Lebay lagi deh, Vit.)
Itu beneran. Kayaknya tahun ini aku bakalan lebih nurut sama nyokap yang udah dari bertahun-tahun lalu lamanya sejak aku kuliah nyuruh aku menikah. Tahun ini ya, insyaallah atas izin allah dan doa kedua orang tuaku. I’ll be get him. Norak dikit boleh ya.
Alasannya? Alasan apalagi? Alasan kenapa harus menikah? Kan, udah dibilang di atas, biar ada teman sehidup sesurga. Daaaaann...biar nyokap sama bokap tenang. Sekalipun aku akan merantau, udah ada temen halalnya yang bakal ngejagain. Toh, ini juga sebagai hadiah dan momen untuk buat orang tua bahagia. Selama ini mereka udah baik banget mulai dari aku lahir, tumbuh dan berkembang, sekolah dan bekerja, melancong kemanapun aku suka dan lain-lainnya yang tak bisa aku katakan dan cukup aku rasakan. Itu aja alasannya. But, the fisrt only reason adalah biar sempurna separuh agamaku, separuhnya lagi bakal aku sempurnakan bersamamu. Doakan aku ya temans.
This is real, welcome 2017. Moga cepet nikah bagi yang jomblo, cepet dapat momongan bagi yang udah nikah, moga cepet dapat menantu bagi yang udah punya anak, moga dapat cucu bagi yang udah punya menantu. Moga lebih produktif lagi dalam kerja dan karyanya ya para guru kehidupan. Aamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah baca kan? Kasih komentar ya biar kedepannya makin baik lagi. Terima kasih.