SEBUAH PERMEN
Ada yang istimewa dari sebuah permen. Ini adalah permen pemberian seorang bocah kelas lima SD. Sebut saja namanya Fikri (bukan nama aslinya). Ia adalah anak tetanggaku. Seorang piatu yang kini memiliki seorang ibu tiri.
Saat itu aku baru pulang dari kegiatan seharian. Biasanya aku akan selalu menghampiri adik bayinya. Ketika baru saja aku menghampiri adik bayinya itu, ia berlari kecil ke arahku dan menyerahkan sebuah permen mint. “Untuk Kakak?” tanyaku memastikan. Ada apa senja begini dan aku baru tiba, ia memberiku sebuah permen. Ia mengangguk.
Aku menyambut baik pemberiannya. Terasa olehku ketulusan hatinya. Tiba-tiba saja hati ini basah. Kedekatan kami yang membuat permen itu terasa spesial. Bukan tentang besar kecilnya pemberian. Tapi tentang ketulusan dalam memberi. Aku tahu ia begitu tulus bukan karena aku semata-mata menyimpulkan begitu saja.
Hari-hari kami bertetangga, ada banyak hal tentang keluarganya yang aku ketahui dan membuatku terkadang miris. Aku tak akan menceritakan apa yang terjadi dalam keluarganya. Yang inign aku ceritakan adalah sikapnya Fikri.
Ia adalah anak kecil yang dewasa dan bijak. Ia adalah anak kedua yang memiliki satu kakak perempuan dan seorang adik perempuan. Ditambah kini ia memiliki seorang adik tiri yang juga perempuan. Setelah ibu tirinya melahirkan, ia pun mempunyai seorang adik bayi lelaki yang akhirnya akan menemaninya. Kondisi ibu dan ayahnya yang seorang pekerja membuat ia harus mandiri dan dewasa dibandingkan kakak dan adiknya. Ini terlihat dari caranya menghadapi masalah yang tengah menimpa ia dan keluarganya. Tentang sikap mengalahnya ynag kalau saja ia berontak, mungkin ia bisa keras seperti anak lelaki pada umumnya. Tapi bukan itu yang ia lakukan. Ia berada pada posisi penengah, sabar dan pandai menjaga keseimbangan emosinya. Salut. Terkadang, keadaan memaksa seseorang untuk bisa bersikap dewasa dna bijak.
Karena itulah aku terharu jika tiba-tiba ia memberikan sebuah permen padaku. Mungkin ia juga tahu bahwa aku sedang lelah. Ia pandai sekali menghibur. Terimakasih ya Fikri. Kakak hanya bisa doakan semoga allah senantiasa menjagamu. Teruslah bersikap baik dan lembut serta bijaksana seperti itu. Bukan karena siapa-siapa, tapi karena allah sangat menyukai sikap seperti itu. Semoga ibu kandungmu di surga bangga padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah baca kan? Kasih komentar ya biar kedepannya makin baik lagi. Terima kasih.