Terapi Menulis Bagi Warga Lapas II B

Ini adalah kedua kalinya bagiku bisa berbagi bersama penghuni lapas II B untuk Wanita dan anak. Dulu, tahun berapanya aku gak ingat. Yang jelas saat itu kami ngajar ngaji sempena ramadhan kalo gak salah. Nah, kali ini adalah kampanye menulis bersama forum lingkar pena (flp) Riau. Ini juga bukan pertama kalinya Flp Riau datang ke sini. 

Bulan lalu sempena hari ibu, untuk pertama kalinya kampanye menulis bagi warga lapas ini dimulai. Aku nya yang kebetulan gak bisa gabung karena lagi pulkam. Saat itu pesertanya ratusan karena masih awal perkenalan tentang kepenulisan dan menawarkan siapa saja yang tertarik buat menulis.

Jadilah, pertemuan kedua ini aku punya kesempatan untuk bergabung. Alhamdulillah pesertanya cukup antusias. Ini pesertanya pada pertemuan kedua kemarin.

Menulis sebagai terapi bagi hati dan pikiran. Itulah yang diangkat pada pertemuan kemarin. Setiap orang jelas memiliki masalah yang berbeda-beda dan berasal dari latar belakang keluarga dan profesi yang berbeda pula. Begitupun masuknya mereka ke lapas ini. Terlepas dari itu semua, Flp mengajak warga lapas untuk menuliskan perasaannya ke dalam sebuah tulisan true story. Sebagai ikhtiar agar orang lain tidak terjerumus pada keadaan yang sama dengan mereka.

Sebagaimana Pak Habibi yang memilih menulis sebagai terapi dirinya setelah kepergian istrinya. Selain perasaannya tersalurkan, tulisan-tulisannya menjadi inspirasi bagi orang lain. Kini, tulisannya sudah diangkat ke layar lebar dan menjadi hal yang ditunggu-tunggu.

So, kami justru banyak belajar ketika hadir ke sini. Hidup ini memang harus dihadapi dengan bersyukur. Apapun itu. Keadaan saat itu hendaknya tetap mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Udah baca kan? Kasih komentar ya biar kedepannya makin baik lagi. Terima kasih.