Beberapa waktu yang lalu aku berkesempatan jalan ke Urung, Kundur Utara. Rencananya kami hanya mengunjungi Fajriah, temanku dari Aceh yang dapat tugas di sana. Selama di Kundur, kami belum banyak mengunjungi tempat-tempat lain selain di Tanjung Batu Kota.

Perjalanan kami tempuh menggunakan motor dengan waktu sekitar tiga puluh menit. Sesampainya di tempat Fajriah, aku dan Ana sempat ngobrol-ngobrol ringan dan lepas kangen. Setelah itu kami berjalan mengunjungi sekolahnya Fajriah yang letaknya tak jauh dari pelabuhan Urung. Aku terpesona sama sekolahnya. Wajar jika sekolah ini mendapat peringkat sekolah sehat nomor 2 nasional pada tahun 2017.

Semua unsur sekolah ada di sekolah itu. Lengkap. Ruang kelas, majelis guru, toilet, perpustakaan, musholla, taman, kantin dan kebun. Warna cat sekolahnya meriah dan mewakili perasaan gembira. Orang yang masuk ke sekolah itu pun menjadi ceria dan bahagia. Sekolah ini menurutku sangat inspiratif dan motivatif. Aku berusaha merekam setiap sudut di sekolah ini di dalam memori otakku dan juga memori handphone. Berkali-kali aku mengatakan pada diri sendiri bahwa aku bisa mengadaptasi semua hal baik dari sekolah ini untuk diterapkan di sekolahku.

Berikut ini beberapa gambar yang sempat aku abadikan selama mengunjungi sekolah tersebut.
Penampakan dari ketika pertama masuk


Lorong kelas. Di setiap tiang kelas ditempelin asma ulhusna, dilengkapi wastafel, Dinding-dinding luar dihiasi gambar-gambar motivasi dan kutipan bermakna. Ada tong sampah dan bunganya juga.



 Pojok baca di depan musholla

Pojok baca yang membuat siswa semakin semangat membaca 


Cuman bisa jepret isi perpustakaan dari luar jendela



Doa sebelum wudhu

Doa setelah wudhu

 Kata-kata motivatif di sekitaran kantin



 Kata-kata motivasi menuntut ilmu di dinding luar kelas

 Peta kecamatan di sekitaran Kabupaten Karimun

 Kebun Sekolah


Taman Sekolah

 Jalan menuju ke sekolah, cukup melelahkan jika harus turun ke bawah


Well, itu ajah deh foto-foto yang berhasil diupload. Tak sabar nak upload semuanya. Tak sabar menghadapi jaringan. Hehe. Semoga bermanfaat. Adaptasi yang baik-baik dari sekolah kawan.
Hujan adalah puisi
Rintiknya menandakan rindu melagukan sepi
Genangannya menarikan resah dimana nafas diproduksi hati kekasih
Sungguh, kusesali
Dikemudian hari puisiku layu
Tersebab hilang angan dan emosi


Tanjung Batu, Karimun, 18 November 2017




HUJAN

by on November 18, 2017
Hujan adalah puisi Rintiknya menandakan rindu melagukan sepi Genangannya menarikan resah dimana nafas diproduksi hati kekasih Sungg...

Surprise. Seneng dan heran. Itu hanya beberapa ekspresi yang aku rasakan saat pagi hari minggu pintu rumah kami diketuk oleh seorang ibu. Beliau adalah orang tua salah satu siswa di sekolahku. Dia datang khusus mengantarkan sebuah kantong plastik berisi bahan makanan. Setelah beliau pergi, aku langsung membuka bungkusan itu.

Seekor ayam kampung (yang aku perkirakan itu seekor seusai mencuci bersih beberapa kali), ayam kampungnya sudah dipotong-potong dan juga dibersihkan. Jadi kerjaanku lebih ringan karena hanya tinggal membersihkan tahap akhir. Setelah itu siap untuk diungkap. Selain ayam kampung ada juga sesisir pisang yang jumlahnya 15 buah (Sempat-sempatnya aku menghitung jumlah pisangnya itu ya. Heheh). Tersebab aku menyukai pisang dan di sini buah-buahan dihitung perbuah harganya. Ada juga sekotak kecil teh celup dan sekilo gula serta dua buah tempe.

Aku benar-benar terharu. Hal ini mengingatkanku pada satu tempat di pelosok Papua, tempat aku mengajar dulu. Kalau lihat guru berjalan saja sudah dibantuin. Dari jauh dipanggilin hanya untuk memberikan sayur, jagung dan ubi. Seneng, bangga plus makin semangat jadi guru. Bukan karena harga dari pemberiannya, melainkan nilai dari pemberian itu. Keseriusan dan kasih sayang mereka pada guru. Terlebih kita anak rantau jauh dari orang tua.

Aku sempat berpikir, ada ya di Tanjung Batu Kota begini yang sudah cukup maju, orang tua masih memberi guru dan perhatian tanpa peduli ada tidaknya momen seperti di kampung-kampung. Ternyata ada. Bagi mereka yang benar-benar menyadari pentingnya pendidikan dan kehidupan yang dijalani seorang anak rantau.

Terimakasih banget buat Mamaknya Rafi dan juga Rafi yang telah hadir dalam kehidupanku di tempat tugas baru ini. Memang terkesan sedikit lebay bagi kamu yang gak pernah merasakan merantau dan dikasihi oleh orang lain di daerah rantau. Makasih juga buat mama dan bapa di Papua serta om dan tante, kakak dan adik-adik yang pernah mengisi hari-hariku dengan kasih sayang.

Tamu di Pagi Minggu

by on November 17, 2017
Surprise. Seneng dan heran. Itu hanya beberapa ekspresi yang aku rasakan saat pagi hari minggu pintu rumah kami diketuk oleh seorang ib...
Jum'at, 6 Oktober 2017 yang lalu adalah hari ketiga aku berada di sekolahku yang baru. Tempat dimana aku ditugaskan dan sah mendapatkan SK Cpns. Sebuah sekolah bernama SDN 10 Kundur yang terletak di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Hari itu, aku diminta untuk mengisi kegiatan IMTAQ. Aku pun tak perlu pikir panjang. Pada kesempatan itu aku diminta pula untuk bercerita tentang pengalamanku selama mengajar di Papua.

Alhamdulillah. Aku mengangkat tema bersyukur. Pada kesempatan itu, aku bercerita tentang bagaimana anak-anak dan guru di sana bertahan hidup dan terus memompa semangat belajar dan berkarya meski berada di tengah-tengah keterbatasan. Aku menyampaikan bahwa kita semua harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki dan terus semangat menatap masa depan.



Saat itu, halaman sekolah sedang dalam proses pemasangan paving block sehingga kegiatan dilaksanakan di teras kelas. Tak peduli dimanapun tempatnya, menuntut ilmu tetap harus dilakukan. Ilmu apapun itu. Kali ini, sifat ala-ala motivatorku mulai keluar. Hobi ceramahku pun tersalurkan. Heheh. Aku begitu bersemangat setiap kali harus berbicara tentang semangat belajar, semangat bermimpi dan meraih cita-cita. Aku hanya berharap agar anak-anak dapat terus bersemangat menatap masa depan. Minimal, mereka yang tadinya malas datang ke sekolah bisa menjadi semangat. Yang tadinya malas belajar bisa lebih rajin. Yang tadinya nilai buruk bisa menjadi lebih baik. Tak ada yang tak mungkin selagi kita mau berusaha.

Mulailah masuk cerita-cerita positif dimana bersyukur terhadap segala sesuatu yang dimiliki adalah bagian dari meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan. Mudah-mudahan anak-anak bisa mencerna dan mengamalkan apa-apa yang aku sampaikan dengan baik.