Seiring perkembangan teknologi di era
digital, ‘teknologi pendidikan’ sering dikacaukan dengan ‘teknologi dalam
pendidikan.’ Ketika berbicara tentang teknologi pendidikan, tidak sekadar
memberikan label ‘ahli’ pada penggunaan teknologi di dalam pendidikan. Tidak
pula semata berbicara tentang teknologi canggih dan sedang menjadi tren yang
dapat digunakan dalam pendidikan. Tapi lebih ke bagaimana desain pembelajaran secara
keseluruhan baik formal maupun non formal.
Menurut The Association For Educational
Communications And Technology 2008 (AECT) dalam buku karangan Molenda yang
berjudul Educational
Technology, teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktik
untuk memfasilitasi pembelajaran dan peningkatan kemampuan dengan menciptakan,
memanfaatkan dan memproses pengelolaan teknologi yang sesuai sumber belajar. Memfasilitasi
pembelajaran dan peningkatan kemampuan menjadi kata kunci memahami teknologi
pendidikan.
Jika seseorang secara sistematis merancang
proses pembelajaran guna memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan
belajar siswa, maka seseorang tersebut sudah berada dalam kawasan teknologi pendidikan.
Dalam
memfasilitasi pembelajaran siswa, guru dihadapkan pada karakteristik yang
beragam. Keragaman ini membutuhkan perlakuan dan perhatian yang beragam pula
sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Hal inilah yang kemudian mendasari
pembelajaran berdiferensiasi.
Guru sebagai seorang desainer pembelajaran perlu
mengetahui peranan teknologi pendidikan dalam pembelajaran berdiferensiasi agar
tidak salah memberikan perlakuan terhadap kebutuhan belajar siswanya. Peranan
tersebut mencakup beberapa aspek. Berikut ini penjelasannya.
Memecahkan Masalah Belajar
Keragaman kebutuhan belajar siswa tentunya akan
menimbulkan beberapa masalah belajar. Adapun keragaman tersebut dapat berupa
pengetahuan, gaya belajar, minat dan pemahaman terhadap pelajaran. Teknologi
pendidikan hadir sebagai alat untuk mencapai tujuan memecahkan
masalah belajar siswa dan memudahkan siswa belajar.
Untuk dapat memecahkan masalah belajar
ini, perlu dilakukan analisis kebutuhan belajar terlebih dahulu. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan individu, kebutuhan
sosial dan amanat kurikulum. Analisis kebutuhan ini kemudian digunakan untuk
merencanakan proses pembelajaran yang tercantum di dalam rencana pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian,
permasalahan dalam belajar dapat diatasi.
Mengembangkan Pembelajaran Bermakna
Menurut David P Ausubel, pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Dalam hal ini, teknologi
pendidikan memainkan peran melalui penciptaan, pemanfaatan dan pemprosesan
pengelolaan teknologi sesuai sumber belajar. Menggunakan sumber belajar yang
ada, seseorang belajar mengkonstruksi apa yang telah dipelajari dan
mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta baru ke dalam struktur kognitif
mereka. Sumber belajar dapat diperoleh darimana saja. Hal ini mendorong
keragaman kebutuhan siswa dapat terjawab lebih dari sekadar teori dan melakukan
praktik. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Teknologi
pendidikan menghadirkan pembelajaran lebih bermakna dalam keragaman.
Menciptakan
Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan bukan
hanya harapan guru, tapi juga harapan siswa dan orang tua. Bilamana guru dapat
membuat suasana belajar yang menyenangkan bagi siswanya, itulah definisi
belajar yang menyenangkan sesungguhnya. Belajar yang membuat siswa belajar
tanpa terpaksa. Belajar yang membuat siswa sadar bahwa sesuatu itu harus
dipelajari.
Mengingat keragaman kebutuhan belajar siswa, guru memiliki tantangan tersendiri dalam mendesain proses pembelajaran. Di dalam kawasan teknologi pendidikan, seseorang yang menggunakan cara atau media tertentu untuk membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan termasuk ke dalam menerapkan teknologi pendidikan. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bisa dilakukan dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran seperti model, metode, pendekatan, sumber belajar, media dan evaluasi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang diterapkan tentunya juga mengacu pada tujuan belajar yang ingin dicapai.
dimuat di Tiras Times