Hampir dua puluh tiga tahun usiaku kini. Berarti sudah selama itu aku diberi kehidupan oleh Allah. Kehidupan yang aku artikan tidak sesederhana kata hidup. Yah, kehidupan maknanya jauh lebih luas dari sekedar kata hidup.
Sepanjang kehidupan yang aku jalani, aku tidak ingat berapa kali aku bersyukur atas kehidupan ini dan berapa kali aku lupa dari mengingati kehidupan yang aku punya. Jelasnya, aku sendiri tak tahu apakah aku ini termasuk ke dalam kategori orang yang menghisab dirinya sendiri sebelum hari penghisaban.
Apalah yang aku katakan ini!
Intinya, aku baru menyadari bahwa hidupku sudah cukup tua di dunia ini. Tapi entah sudah berapa persen aku mengisinya dengan kebaikan. Entahlah! Yang jelas, mulai hari ini aku berkomitmen untuk senantiasa menghitung setiap amal yang ku lakukan. Apakah itu baik ataukah buruk. Sebagai bentuk kesiapanku menuju akhirat.
Ku mulai dengan kata ‘Hijrah’. Masih ingat di memori otakku bagaimana prosesku untuk hijrah. Bisa dikatakan, aku termasuk orang yang berhijrah dengan proses yang perlahan tapi kontinu. Tidak langsung berubah drastis atau langsung menolak. Mungkin ini yang dinamakan fitrah kebaikan dalam diri manusia.
Jika dulu Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Hari ini hijrah tidaklagi dimaknai sebagai masa perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Tapi adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Bagi siswa, yang tadinya malas belajar, kini menjadi lebih rajin belajar. Seorang anak yang tadinya masih sering melawan orang tua, kini menjadi anak yang lebih penurut dan santun. Bagi orang tua yang tadinya sangat keras dalam mendidik anak, mungkin bisa jadi kini mendidik dengan lebih lembut. Bagi seorang pemimpin, yang tadinya masih bertindak tidak adil kepada bawahannya, kini bisa menjadi pemimpin yang lebih adil dan bijaksana. Yah, semua perubahan yang dilakukan adalah perubahan ke arah yang lebih baik, ke arah yang lebih positif.
Seorang Charles Robert mengatakan, anda hari ini adalah anda yang sama dengan lima tahun mendatang kecuali dua hal, orang-orang di sekeliling anda dan buku-buku yang anda baca. Jika anda ingin menjadi orang yang baik, cari lingkungan yang baik pula dan banyak membaca tentang peluang-peluang menjadi orang baik. Dengan membaca, terkadang anda bisa mengukur sejauh mana anda telah berkontribusi dalam kebaikan. Ingat guru-guru kita selalu bilang, membacalah! Karena membaca adalah jendela dunia. Sekalipun kau adalah orang yang tidak sempat mengecap bangku pendidikan, tapi jika kau rajin membaca maka kau akan menjadi orang yang jauh lebih hebat daripada orang berpendidikan. Apalagi gelar kependidikannya didapat dari proses yang tidak baik. Validnya, Rasulullah SAW dalam sabdanya mengatakan :
’Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.’’
Artinya apa? Jika kamu hendak sukses di dunia dan akhirat tentunya harus menunjukkan perubahan yang signifikan dari masa ke masa hidupmu. Proses kebaikan yang berkelanjutan dalam kehidupanmu.
Ada makna yang jauh lebih tersirat dari sekedar pemaknaan kehidupan pribadi saja. Sayyid Quthb pernah mengatakan, “Jika hidup hanya untuk diri sendiri, maka kehidupan itu akan tampak pendek. Tapi jika hidup untuk orang lain, maka hidup akan lebih panjang”.
Proses hijrah ini tentunya juga diiringi dengan hijrahnya diri tidak sekedar menjadi baik. Tapi juga bermanfaat untuk ummat. Maka dengan demikian, kehidupan ini akan lebih bermakna. Apalagi jika dilakukan dengan senang hati. Orang yang melakukannya dengan senang hati adalah orang-orang yang tahu betul bahwa kehidupannya di dunia ini hanyalah titipan dari allah.
Oleh karena kehidupan di dunia ini adalah titipan, selayaknyalah orang yang dititipi ini menjaga titipan dengan baik sampai yang mempunyai menjemput titipannya kembali.. Alangkah lebih baiknya, titipan ini mengalami progress kebaikan yang besar hingga nanti di akhirat, yang dititipi dapat mempertanggngjawabkannya.
Menjaga titipan dengan baik melalui proses hijrah juga merupakan suatu bentuk rasa syukur atas nikmat kehidupan pribadi yang dirasakan. Bertepatan dengan momentum tahun baru hijriah 1434 ini, marilah kita sama-sama mengevaluasi kinerja kita atas titipan-titipan allah di muka bumi selama setahun kemarin. Ada yang baik, mari kita tingkatkan. Ada yang buruk, beristigfharlah dan bertaubatlah. Sesungguhnya pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang hendak bertaubat. Selanjutnya berkomitmen untuk menjadi lebih baik lagi. Wawlahualam. (14 nov 2012, 1 Muharram 1434 H)
HIJRAH HARI INI
by
kavitasiregar
on
November 15, 2012
Hampir dua puluh tiga tahun usiaku kini. Berarti sudah selama itu aku diberi kehidupan oleh Allah. Kehidupan yang aku artikan tidak sesede...