KOMPAS.com - Berniat melanjutkan studi Anda ke negara tempat Menara Eiffel berada? Berarti, jangan lewatkan penawaran Program Beasiswa Unggulan Eiffel 2013/14 dari Pemerintah Perancis.

Beasiswa Eiffel ditawarkan untuk jenjang S-2 dan S-3 yang diprioritaskan untuk bidang teknik (S-2), ilmu sains (S-3), ekonomi dan manajemen serta hukum dan ilmu politik.

Berminat? Kandidat harus berusia kurang dari 30 tahun jika hendak melamar beasiswa master dan kurang dari 35 tahun jika hendak mendaftar program doktorat. Pastikan pula sebelumnya, kandidat belum pernah menerima beasiswa apapun dari pemerintah Perancis dan belum pernah mendaftar beasiswa ini. Pasalnya, penyelenggara tidak memberi ijin untuk ikut pada kandidat yang gagal dalam proses seleksi program beasiswa ini sebelumnya.

Penerima beasiswa S-2 dan S-3 ini masing-masing akan menerima tunjangan bulanan sebesar 1.181 euro dan 1.400 euro selama masa studi, biaya bulanan perkuliahan dalam sejumlah kategori, tiket perjalanan pulang dan pergi dan asuransi kesehatan. Ingat, biaya pendaftaran ke universitas tidak termasuk dalam beasiswa ini.

Jika berminat, ajukan segera aplikasi beasiswa ke Campus France Indonesia paling lambat 9 Januari 2013. Pengumuman penerima beasiswa akan dilakukan pada 18 Maret 2013. Informasi lebih lanjut bisa disimak di sini

Eiffel scholarships

by on November 24, 2012
KOMPAS.com - Berniat melanjutkan studi Anda ke negara tempat Menara Eiffel berada? Berarti, jangan lewatkan penawaran Program Beasiswa U...

Hidup ini adalah pilihan yang telah kita pilih secara sadar sejak pertama kali kita diciptakan di dalam rahim ibu kita. Hidup sendiri tidak sesederhana kita memilih untuk hidup. Tapi tetap ada pilihan dalam hidup. Pilihan untuk berada di jalan yang baik ataukah berada di jalan yang buruk. Mengenai hasil akhir hidup kita, akan ditentukan oleh pilihan hidup yang kita pilih tadi. Hanya dua saja. Yah, hanya dua.
Ada banyak saudara yang mungkin semalam masih bersama kita, tapi ternyata kini tidak lagi bersama kita di dunia ini karena memang ajalnya sudah tiba. Ada banyak saudara yang tadinya masih kaya, namun tiba-tiba jatuh miskin. Roda hidup terus berputar. Itulah sifat hidup, dinamis. Kita tidak bisa bersantai-santai dalam hidup karena kita tidak tahu kapan perubahan demi perubahan itu datang dalam hidup kita.
So, yang bisa kita lakukan saat ini adalah bersiaga dan terus berbenah diri untuk mempersiapkan hidup kita ke depannya mulai dari detik hingga waktu yang tak terhingga.

HIDUP KITA DINAMIS

by on November 23, 2012
Hidup ini adalah pilihan yang telah kita pilih secara sadar sejak pertama kali kita diciptakan di dalam rahim ibu kita. Hidup sendiri ti...
Periode Kompetisi:
Pendaftaran : 15 Oktober 2012 – 30 November 2012
Pengumuman 8 finalis : 5 Desember 2012
Presentasi project : 11-12 Desember 2012
Pengumuman Pemenang: 12 Desember 2012
Hadiah Total Hadiah Rp 100.000.000
Juara I : Rp 50.0000
Juara II: Rp 25.000.000
Juara III : Rp 15.000.000
Juara Favorit Rp 10.000.000

Pendaftaran
  1. Pendaftaran lomba dilakukan melalui pembuatan akun diwww.apaidemu.com 
  2. Upload video singkat/ ppt/ pdf yang menjelaskan idemu
  3. Pendaftaran dapat atas nama individu atau tim (jumlah tidak dibatasai) 
  4. Peserta berusia 18 – 35 tahun pada 5 Desember 2012 
  5. Setiap account hanya dapat mendaftarkan mendaftarkan satu ide. 
  6. Peserta tidak dikenakan biaya pendaftaran Berdomisili di Indonesia 
  7. Syarat dan ketentuan Ide dikemas dalam bentuk Video presentasi atau demo / Power Point slide / PDF yang menjelaskan secara singkat tentang idemu. 
  8. Ide yang diikutsertakan boleh dalam berbagai bidang dan diaplikasikan dengan berbagai cara. Terbuka bagi seluruh pemuda-pemudi Indonesia di nusantara yang ingin menjadikan “Indonesia lebih baik” Ide dapat dijalankan secara individu/ kelompok maupun komunitas 
  9. Detail ide dapat dikirimkan dalam bentuk ppt, pdf atau microsoft word. 

Kategori yang dilombakan :
Seni Film & Fotografi Informasi dan Teknologi Pendidikan Lingkungan Sastra Aksi Sosial Sistem transportasi Penanganan Bencana Lainnya

Kriteria Penilaian :
  1. Karya yang dimasukkan merupakan ide asli bukan hasil menjiplak. 
  2. Kreativitas dan inovasi Bagaimana Ide yang disampaikan dapat menanggapi konteks “jadikan Indonesia lebih baik”. 
  3. Strategi yang jelas bagaimana ide tersebut akan berdampak. 
  4. Kemampuan untuk mengkomunikasikan ide secara jelas, menarik, dan dengan cara yang kreatif. 
  5. Karya yang dimasukkan tidak saling menyinggung SARA. 
  6. Mekanisme penjurian: Mulai 15 Oktober 2012 – 30 November 2012, peserta sudah dapat mengunggah idenya ke dalam website dan kesempatan untuk mendapatkan voting sebagai karya favorit. 
  7. 8 finalis dengan ide terbaik berdasarkan penilaian dewan juri dan hasil voting audience, diundang untuk mempresentasikan idenya di Jakarta tanggal 11-12 Desember 2012 (akomodasi disediakan panitia) Pengumuman pemenang akhir diumumkan pada 12 desember berdasarkan penilaian dewan juri pada sesi presentasi finalis

    diambil dari http://infolombaterbaru.com/youth-challenge-apa-idemu

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI) 2012
PERINGATAN TIGA TAHUN WAFATNYA KH. ABDURRAHMAN WAHID
Dalam rangka memperingati tiga tahun wafatnya KH Abdurrahman Wahid, Unit Penerbitan Pesantren Tebuireng, Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) dan Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) bermaksud menyelenggarakan Lomba Karya Tulis. Tujuannya ialah menggali masalah-masalah keumatan dan kebangsaan yang masih menjadi masalah aktual dan mendesak untuk dicari pemecahannya. Masalah-masalah ini adalah bagian dari masalah bangsa dan umat Uislam yang menjadi kepedulian KH Abdurrahman Wahid dan juga kita semua.

KATEGORI
Peserta dibagi menjadi dua
1. Pelajar/Santri SLTA sederajat
2. Mahasiswa dan Umum

TEMA
Peserta memilih salah satu tema yang telah ditentukan Panitia di bawah ini:
1. Tantangan Kerukunan Umat Beragama di Indonesia dan Pemecahannya.
2. Mencari Titik Temu Islam dan HAM Universal di Indonesia.
3. Bentuk Ideal Peran Organisasi NU Di Bidang Politik.

WAKTU
a. Pengiriman Naskah 17Oktober – 15 Desember 2012
b. Pengumuman Pemenang 15 Januari 2013
c. Penyerahan Hadiah & Bedah Buku Hasil Lomba Karya Ilmiah 31 Januari 2013

KEJUARAAN
Pada masing-masing kategori dan bidang diambil 3 (tiga) orang pemenang:

Kategori I Pelajar/Santri SLTA Sederajat:
Juara I Rp. 3.000.000,-
Juara II Rp. 2.000.000,
Juara III Rp. 1.000.000,-

Kategori II Mahasiswa dan Umum:
Juara I Rp. 4.000.000,-
Juara II Rp. 2.500.000,
Juara III Rp. 1.500.000,-

PERSYARATAN PENULISAN
  1. Naskah ditulis minimal 15 halaman (Tidak termasuk halaman judul, pendahuuan dan daftar isi)
  2. Menggunakan Bahasa Indonesia baku dengan tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah dimengerti.
  3. Bagian kelengkapan administratif meliputi halaman judul, nama, diberi nomor halaman menggunakan angka Romawi kecil.
  4. Karya tulis diketik 1.5 spasi, kertas berukuran A4, font Times New Roman 12.
  5. Naskah dikirim rangkap tiga berupa print out (hardcopy) dan email berupa softcopy ke alamat Panitia LKTI Peringatan Tiga Tahun KH. Abdurrahman Wahid Pesantren Tebuireng Tromol Pos 05 Jombang 61471 Jawa Timur Email: pustakatebuireng@yahoo.co.id dan konfirmasi ke panitia 081330141833

KETENTUAN LOMBA

  1. Peserta adalah perorangan bukan kelompok, berstatus pelajar, santri, mahasiswa atau masyarakat umum sesuai identitas yang diberikan kepada Panitia.
  2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  3. Karya tulis merupakan karya asli, bukan terjemahan, plagiat, dan belum pernah diterbitkan, dipublikasikan dan diikutsertakan dalam lomba sejenis.
  4. Naskah harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
  5. Karya tulis yang sudah dikirimkan menjadi milik Panitia dan KTI pemenang akan dibukukan oleh Pustaka Tebuireng
  6. Pemenang Lomba akan diumumkan melalui website resmi Pesantren Tebuireng www.tebuireng.org dan akun facebook Pustaka Tebuireng dan twitter @tebuirengonline pada 15 Januari 2013
info ini diambil dari http://ajangkompetisi.com/general-competition/lomba-karya-tulis-ilmiah-lkti-2012#more-7411
Hampir dua puluh tiga tahun usiaku kini. Berarti sudah selama itu aku diberi kehidupan oleh Allah. Kehidupan yang aku artikan tidak sesederhana kata hidup. Yah, kehidupan maknanya jauh lebih luas dari sekedar kata hidup.
Sepanjang kehidupan yang aku jalani, aku tidak ingat berapa kali aku bersyukur atas kehidupan ini dan berapa kali aku lupa dari mengingati kehidupan yang aku punya. Jelasnya, aku sendiri tak tahu apakah aku ini termasuk ke dalam kategori orang yang menghisab dirinya sendiri sebelum hari penghisaban.
Apalah yang aku katakan ini!
Intinya, aku baru menyadari bahwa hidupku sudah cukup tua di dunia ini. Tapi entah sudah berapa persen aku mengisinya dengan kebaikan. Entahlah! Yang jelas, mulai hari ini aku berkomitmen untuk senantiasa menghitung setiap amal yang ku lakukan. Apakah itu baik ataukah buruk. Sebagai bentuk kesiapanku menuju akhirat.
Ku mulai dengan kata ‘Hijrah’. Masih ingat di memori otakku bagaimana prosesku untuk hijrah. Bisa dikatakan, aku termasuk orang yang berhijrah dengan proses yang perlahan tapi kontinu. Tidak langsung berubah drastis atau langsung menolak. Mungkin ini yang dinamakan fitrah kebaikan dalam diri manusia.
Jika dulu Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Hari ini hijrah tidaklagi dimaknai sebagai masa perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Tapi adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Bagi siswa, yang tadinya malas belajar, kini menjadi lebih rajin belajar. Seorang anak yang tadinya masih sering melawan orang tua, kini menjadi anak yang lebih penurut dan santun. Bagi orang tua yang tadinya sangat keras dalam mendidik anak, mungkin bisa jadi kini mendidik dengan lebih lembut. Bagi seorang pemimpin, yang tadinya masih bertindak tidak adil kepada bawahannya, kini bisa menjadi pemimpin yang lebih adil dan bijaksana. Yah, semua perubahan yang dilakukan adalah perubahan ke arah yang lebih baik, ke arah yang lebih positif.
Seorang Charles Robert mengatakan, anda hari ini adalah anda yang sama dengan lima tahun mendatang kecuali dua hal, orang-orang di sekeliling anda dan buku-buku yang anda baca. Jika anda ingin menjadi orang yang baik, cari lingkungan yang baik pula dan banyak membaca tentang peluang-peluang menjadi orang baik. Dengan membaca, terkadang anda bisa mengukur sejauh mana anda telah berkontribusi dalam kebaikan. Ingat guru-guru kita selalu bilang, membacalah! Karena membaca adalah jendela dunia. Sekalipun kau adalah orang yang tidak sempat mengecap bangku pendidikan, tapi jika kau rajin membaca maka kau akan menjadi orang yang jauh lebih hebat daripada orang berpendidikan. Apalagi gelar kependidikannya didapat dari proses yang tidak baik. Validnya, Rasulullah SAW dalam sabdanya mengatakan :
’Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.’’
Artinya apa? Jika kamu hendak sukses di dunia dan akhirat tentunya harus menunjukkan perubahan yang signifikan dari masa ke masa hidupmu. Proses kebaikan yang berkelanjutan dalam kehidupanmu.
Ada makna yang jauh lebih tersirat dari sekedar pemaknaan kehidupan pribadi saja. Sayyid Quthb pernah mengatakan, Jika hidup hanya untuk diri sendiri, maka kehidupan itu akan tampak pendek. Tapi jika hidup untuk orang lain, maka hidup akan lebih panjang”.
Proses hijrah ini tentunya juga diiringi dengan hijrahnya diri tidak sekedar menjadi baik. Tapi juga bermanfaat untuk ummat. Maka dengan demikian, kehidupan ini akan lebih bermakna. Apalagi jika dilakukan dengan senang hati. Orang yang melakukannya dengan senang hati adalah orang-orang yang tahu betul bahwa kehidupannya di dunia ini hanyalah titipan dari allah.
Oleh karena kehidupan di dunia ini adalah titipan, selayaknyalah orang yang dititipi ini menjaga titipan dengan baik sampai yang mempunyai menjemput titipannya kembali.. Alangkah lebih baiknya, titipan ini mengalami progress kebaikan yang besar hingga nanti di akhirat, yang dititipi dapat mempertanggngjawabkannya.
Menjaga titipan dengan baik melalui proses hijrah juga merupakan suatu bentuk rasa syukur atas nikmat kehidupan pribadi yang dirasakan. Bertepatan dengan momentum tahun baru hijriah 1434 ini, marilah kita sama-sama mengevaluasi kinerja kita atas titipan-titipan allah di muka bumi selama setahun kemarin. Ada yang baik, mari kita tingkatkan. Ada yang buruk, beristigfharlah dan bertaubatlah. Sesungguhnya pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang hendak bertaubat. Selanjutnya berkomitmen untuk menjadi lebih baik lagi. Wawlahualam. (14 nov 2012, 1 Muharram 1434 H)

HIJRAH HARI INI

by on November 15, 2012
Hampir dua puluh tiga tahun usiaku kini. Berarti sudah selama itu aku diberi kehidupan oleh Allah. Kehidupan yang aku artikan tidak sesede...
Aku tidak ingin berandai-andai
tentang keberadaan para pahlawan,
yang memperjuangkan kemerdekaan
Aku juga tidak ingin berkata-kata banyak,
tentang mereka yang kini disebut-sebut sebagai pahlawan
Dan aku juga tidak ingin dikenang sebagai pahlawan,
sementara perjuangan yang ku lakukan belum selesai,
belum dirasakan oleh sesiapapun disekitarku

Aku hanyalah segumpal daging yang kini berbentuk,
yang diberi nafas oleh sang pencipta
yang di dalam jiwaku bersemayam nadi-nadi perjuangan
Sehingga wajar bila aku bernafsu turut andil mengabadikan waktuku ,
menjadi bagian dalam mengisi kemerdekaan

Tapi perjuanganku tidak akan berarti apa-apa
Jika aku hanya berjuang sendiri untuk mencapai hasil yang optimal
Aku butuh kalian, kawan!
Untuk berjuang bersama Membangun peradaban yang kita impikan
Aku butuh kalian, kawan!
Untuk membangkitkan semangat dan motivasi kawan-kawan kita yang lainnya,
bergabung bersama kita
Satu gerakan untuk negeri pertiwi
Satu tujuan pasti INDONESIA Berjaya!

MARI BERJUANG!

by on November 10, 2012
Aku tidak ingin berandai-andai tentang keberadaan para pahlawan, yang memperjuangkan kemerdekaan Aku juga tidak ingin berkata-kata banyak...

Aku pernah membaca sebuah buku yang berjudul ‘membaca ombak’ karya Pak Chaidir. Di salah satu tulisannya bercerita tentang suatu daerah kaya yang kini miskin yaitu Dabo Singkep. Aku ingin bercerita sedikit tentang Singkep sebelum akhirnya aku mengalihkan ceritaku.
Singkep dulunya masih bergabung dengan Riau. Namun karena pemekaran daerah dan akhirnya terpisah, kepulauan Riau yang termasuk didalamnya Dabo Singkep, adalah sebuah daerah yang kaya akan penambangan timahnya. Mamaku sering bercerita tentang tanah kelahirannya itu, bagaimana kehidupan disana waktu dulu. Kakek yang seorang tentara, memensiunkan dirinya waktu muda dan kemudian bekerja di perusahaan timah. Hasil yang didapat sebagai karyawan tetap di perusahaan tersebut bisa dibilang sangat memuaskan. Kehidupan yang berlimpah pun dirasakan mama. Kemudian kakek membuka banyak kebun yang akhirnya menambah penghasilan.
Kini daerah itu sepi, kawan! Tidak hanya dari cerita Pak Chaidir dan juga mama, tapi aku menyaksikannya sendiri. Sejak kecil hingga kini aku masih sering ‘pulang kampung’ ke Singkep. Pertama tiba di pelabuhan, kami hendak mencari kendaraan yang akan mengangkut kami menuju Paya Luas. Susah sekali menunggu angkutan umum. Disamping itu, rumah-rumah penduduk di pinggir jalan banyak yang sepi karena ditinggal pemiliknya setelah perusahaan timah tidak berfungsi. Coba kalian lihat jika nanti kalian berkunjung kesana, bangunan-bangunan yang ada hanya bangunan-bangunan tua dan bisa dibilang tidak ada pembangunan seperti kota-kota lainnya di Riau. Tentunya ini merupakan efek dari masa lalu dimana pemerintah yang kurang memperhatikan daerahnya.
Singkep ‘Gratisan’ saja. Seperti itulah ibaratnya. Ketika jayanya, tambang timah melimpah, kehidupan serba glamor dan masing-masing sibuk dengan kekayaannya. Untuk bisa tiba di Singkep sangat mudah, Jakarta-Singkep bisa terjangkau dalam waktu dekat. Tapi itu dulu, kini justru kebalikannya. Orang-orang yang dulu betah tinggal disana, kini semuanya pergi tanpa meninggalkan kemajuan sedikitpun di Singkep. Seenaknya mengambil hasil tambang disana tanpa ada imbalan untuk daerah.
Aku ingin menyinggung pemerintah di Riau. Aku tidak ingin Riau ini mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Singkep. Alasan mengapa aku katakan demikian? Kita lihat saja di Riau banyak perusahaan-perusahaan yang mengelola hasil bumi Riau. Label luar mengatakan milik Riau, tapi coba telusuri! Banyak dari perusahaan-perusahaan itu yang kepemilikannya diambil alih oleh pihak asing. Khawatirnya ketika hasil bumi Riau sudah tidak ada lagi, Riau ini ditinggal begitu saja tanpa ada hasil nyata yang menyentuh seluruh aspek masyarakat.  
Kalian tentunya tahu bahwa Riau kaya akan minyaknya. Tidak asing lagi kalimat ‘di atas minyak dan di bawah minyak’. Yah, memang begitulah nyatanya. Daerah penghasil minyak terbesar di Riau sebut saja Duri, Minas dan Siak. Meski banyaknya penghasil minyak, tetap saja masyarakat Riau sendiri kesusahan untuk mendapatkan minyak. Antrian panjang di SPBU menjadi pemandangan yang tidak asing. Harga yang tinggi juga membuat masyarakat bingung sementara pendapatan masyarakat masih banyak yang rendah. Untuk membeli minyak tanah juga lumayan susah, harganya juga mahal. Padahal, Duri menghasilkan minyak 600.000 barrel per hari. Bila saja pembagiannya sesuai dengan yang telah ditetapkan sejak otonomi daerah, Riau memperoleh 15% bagi hasil, maka tidak terlalu senjang mengingat Riau penghasil minyak terbesar.
Minyak juga merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sama halnya dengan timah. Jika habis pada waktunya dan tidak ada upaya penyelamatan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah, maka dapat dipastikan nasib Duri, Minas dan Siak tidak jauh beda dengan Singkep. Apakah kita tega meninggalkan daerah kita dalam keadaan seperti ini? Bagaimana nasib anak cucu yang tidak tahu menahu tentang hal ini?
Ketika berbicara tentang Riau, sebenanrnya banyak hal yang ingin diceritakan. Riau Ibukotanya Pekanbaru, kota bertuah. Bukan hanya mengkritisi yang akibatnya menjatuhkan daerah sendiri tapi adalah bagaimana kemudian semua orang sadar bahwa hidup hari ini bukanlah hanya untuk kehidupan hari ini. Masih ada esok, esok dan esoknya lagi yang mungkin memang kita tidak ada lagi. Yang terpenting dari hidup hari ini adalah menjadi gambaran kehidupan hari esok. Mengkritik adalah bagian dari kehidupan hari ini dalam rangka memperbaiki langkah selanjutnya yang masih kurang benar untuk hari esok yang lebih baik.
Saat ini, di kepala saya yang ada hanyalah kritikan terhadap daerah sendiri  melihat kondisi nyata yang terjadi. Dan dari keseluruhan permasalahan yang terjadi di Riau, sebenarnya hampir terjadi di daerah-daerah lainnya hanya saja persentasenya yang mungkin berbeda. Sepeti cerita saya tentang timah dan minyak tadi. Ini cerita lain tentang Riau.
Saya bahagia dilahirkan dan tinggal di Riau. Jika pun saya disuruh memilih untuk tinggal dimana, saya akan memilih untuk tinggal di Riau. Riau punya banyak kenangan dalam kehidupan saya dan juga memiliki begitu banyak keragaman yang mewarnai hari demi hari. Indahnya bila bersama.
Riau punya banyak hutan sehingga daerahnya pun cukup hijau. Nyaman berada di daerah yang hijau. Banyaknya hutan tentunya berguna sebagaimana kita sering dengar hutan paru-parunya dunia. Banyaknya hutan di Riau berarti Riau menjadi paru-paru dunia dalam menyuplai oksigen. Sebaliknya, jika hutan sudah tidak ada, tentu berkurangnya penyuplai oksigen. Kita semua sadar akan hal itu terutama bagi mereka yang berpendidikan jauh lebih mengerti secara ilmiahnya.
Tapi kemudian saya sedih ketika melihat sebuah video yang ditayangkan oleh sebuah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, ternyata hutan di Riau kini tidak banyak  lagi. Isu-isu tentang kepemilikan hutan dan kerusakannya tidak jelas kini ujungnya. Dilihat dari awalnya secara dekat, yah kita akan terpana melihat hijaunya hutan Riau. Tapi semakin jauh, semakin tinggi, video itu menggambarkan betapa tandusnya Riau kini. Banyaknya pembakaran dan pembukaan lahan yang tidak resmi semakin memperburuk keadaan. Pihak-pihak tertentu sibuk meraup keuntungan sendiri tanpa bisa membedakan mana yang boleh dibuka untuk lahan baru mana yang tidak boleh. Anehnya lagi, banyak pejabat negeri ini yang ternyata terlibat di dalamnya. Makin aneh lagi, sudah ketahuan tapi masih bisa berkilah dan dilindungi. Puncak anehnya, mereka yang jelas-jelas sudah terlibat, tidak diproses, kini justru kembali muncul dengan percaya diri mencalonkan dirinya sebagai kepala daerah. Ternyata cukup ada pula yang memilihnya. Apa maksud semua ini? Yang salah lagi punya duit itu yang dibela.
Belum lagi efek dari pembakaran dan pembukaan hutan tersebut. Asap dimana-mana. Jarak pandang semakin berkurang. Tidak dipungkiri salah satu penyebab kecelakaan adalah karena berkurangnya jarak pandang. Mau  mengurangi angka kecelakaan dengan cara tidak bepergian dari rumah? Bagaimana hendak mencari makan? Efek kepada kesehatan juga, semakin banyak asap yang terhirup semakin merusak paru-paru. Ujung-ujungnya banyak merugikan orang disekitar. Toh, lagi yang untung tidak membantu apa-apa jika terjadi kerugian seperti itu.
Hutan hilang, raga kesakitan, kota tak bertuan. Apakah itu juga akan terjadi? Kalaulah sudah gersang, masih ada yang bertahan? Khawatirnya akan sama kejadian dengan Singkep atau daerah ini jika sudah kehabisan minyak tadi. Maju dan baiknya suatu daerah tergantung pada siapa masyarakatnya. Masyarakat dalam hal ini termasuklah di dalamnya pengambil keputusan.
Riau itu negeri yang religi, Kawan! Adat bersandi syara. Syara bersandi agama, agama bersandi kitabullah. Itu semboyan kita, Kawan! Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan kembali kepada kitabullah. Mana ada di dalam kitabullah diajarkan untuk berbohong, mendzalimi saudara, atau mengambil yang bukan haknya. Itulah anehnya, entah kenapa semakin berpendidikan semakin saja pintar untuk berbuat curang.
Seperti belajar kimia, semakin mengetahui manfaat dan bahaya bahan-bahan kimia, harusnya kita semakin bisa berinovasi bagaimana menciptakan bahan-bahan herbal yang tidak kalah saing dengan bahan kimia dan bukanlah untuk menciptakan bom yang kemudian membuat rusuh dunia. Semakin berpendidikan, hendaknya semakin cerdas, apalagi tugas seorang pemimpin atau pengambil kebijakan yang sangat berat. Sudah berat di dunia. Berat pula di akhirat.
Ups, malah ngelantur ke pelajaran ya? Tapi tak apalah, karena ini juga merupakan pelajaran buat kita bersama sebagai masyarakat Riau. Yang katanya itu tadi, semboyan Riau yang sudah sangat bagus.
Menyinggung sedikit tentang kalimat tadi lagi. Dalam keseharian sering terlupakan tentang adat. Tapi coba lihat ketika ada perayaan hari  besar atau apalah namanya, pasti menggunakan adat. Yah, Riau tentunya sebagaimana adat melayu. Mulai dari yang kecil sampai yang besar, mulai dari penyambutan hingga perayaan. Ngakunya saja orang Riau. Tidak terbukti dalam keseharian yang mencerminkan orang Riau yang sopan dan bersandikan kitabullah. Harusnya konsisten sebagai orang Riau.
Wajar saja jika masyarakat kini sibuk melakukan demonstrasi menuntut pejabat kota dan provinsi untuk turun. Nyatanya kebijakan yang diambil banyak yang tidak menyentuh kehidupan masyarakat. Kalau sudah begini, tidak hanya Hutan tapi menjadi Harta hilang, raga kesakitan, kota tak bertuan. (Termasuk salah satu tulisan yang diikutsertakan dalam antologi bersama Pipiet Senja)