Alhamdulillah, pada pukul 21.57 malam ini perasaanku jauh lebih tenang setelah banyak membaca al-qur’an dan mendengarkan beberapa saran dan nasihat dari para sahabat. Padahal, baru saja tadi sekitar pukul 18.51 aku mendadak sesak nafas dan bingung. Pasalnya, dapat telpon dari seorang senior yang to the point menanyakan kesediaanku untuk menjadi Bcad (Bakal calon anggota dewan) dari Kabupaten Indragiri Hulu (INHU). Terkait pemenuhan kuota 30% wanita di parlemen.
Mendengar kata-kata itu aku beneran shock. Baru saja tadi sore membahas hal itu. Aku pribadi sudah menyampaikan bahwa aku cenderung tetap tertarik pada jalur eksekutif bukan legislative. Paling enggak pengalaman selama organisasi di kampus cukup memberikan pengetahuan tentang dunia perpolitikan. Secara langsung ku katakan bahwa aku tidak siap dan tak terpikir untuk nyemplung saat ini.
Sang penelepon tentunya bertanya-tanya kepadaku siapa lagi perwakilan yang bisa diajukan untuk memenuhi kuota ini. Aku pun bingung karena adapun yang bakal ditawarkan masih belum selesai kuliahnya. Yah, pembicaraan terputus sampai disitu.
Seusainya pembicaraan, aku terpikir lagi tentang peluang ini. Satu sisi aku berpikir mungkin ini cara lain yang allah tunjukkan untukku bisa berkontribusi di daerah. Apalagi kita sama-sama tahu kondisi di daerah. Namun, satu sisi aku sudah memiliki planning lain untuk massa depanku yaitu dengan melanjutkan kuliahku ke jenjang yang lebih tinggi. Aku telah merencankan jenjang karier yang ingin ku lalui. Yah, tentunya juga untuk kontribusi kongkretku secara professional.
Ah, dunia nyata ini memang memberikan banyak pilihan kebaikan. Dan, aku dihadapkan pada pilihan yang mungkin sama baiknya. Bismillah…aku telah mengambil keputusan ini dan semoga allah merahmati dan meridhoi rencanaku ini. Menjadikan alasan menolaknya aku tadi sebagai sebuah hikmah agar aku bisa lebih fokus dan komitmen dalam mengambil keputusan dan menjalankan keputusan yang telah aku ambil.
Aku teringat pada kata-kata semakin tinggi pohon maka semakin besar tekanan, yaitu angin sepoi-sepoi yang bisa saja membuat pohon ini tumbang. Wawlahualam. (16032013)

BCAD

by on Maret 16, 2013
Alhamdulillah, pada pukul 21.57 malam ini perasaanku jauh lebih tenang setelah banyak membaca al-qur’an dan mendengarkan beberapa sara...
Ibu-Ibu Guru dan Bapak-Bapak Guru yang kami hormati!
Menyambut Hari Ulang Tahun Ke-40 Majalah Bobo, tanggal 14 April 2013 nanti, Majalah Bobo kembali menyelenggarakan Lomba Mengarang Cerpen oleh Guru. Kami mengundang Ibu dan Bapak Guru sekalian untuk ikut serta dalam lomba ini. 
Majalah Bobo berharap, karya Ibu dan Bapak Guru bisa memberikan hiburan,
sekaligus panduan nilai moral kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Tema cerpen bebas. Boleh tentang apa saja. Yang penting cerita itu indah, menarik, dan sesuai untuk anak.
Untuk teman-teman pembaca Bobo, tolong, sampaikan pengumuman ini kepada Ibu dan Bapak Guru di sekolahmu, di sekolah temanmu, atau di sekolah saudaramu. Terima kasih, ya!
Syarat Lomba
Lomba ini untuk para guru.
Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran, atau mengambil ide dari karya lain yang sudah ada.
Naskah belum pernah diterbitkan di media massa (cetak maupun elektronik) dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain. 
Tema bebas, asalkan sesuai untuk anak.
Atas karya yang menang, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo. 
Atas naskah yang tidak menang lomba tetapi memenuhi syarat untuk diterbitkan, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo. Penulis akan mendapat honor atas pemuatan naskah tersebut. 
Naskah yang masuk menjadi hak Redaksi dan tidak dikembalikan.
Keputusan juri mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.
Hadiah untuk pemenang sudah termasuk honorarium pemuatan di Majalah Bobo maupun segala alih bentuknya. 
Ketentuan Teknis
Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah cerpen.
Naskah diketik di kertas berukuran folio dengan jarak 2 (dua) spasi. Panjang tulisan maksimal 3 halaman.
Lampirkan di setiap naskah: biografi singkat penulis, surat keterangan dari Kepala Sekolah serta cap sekolah, fotokopi KTP, nomor telepon rumah/hp, nomor rekening bank, dan selembar foto terbaru ukuran kartu pos (3R).
Naskah dimasukkan ke dalam amplop. Tuliskan: Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru di sudut kiri atas amplop. 
Karya dikirimkan ke: Panitia Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru,Redaksi Majalah Bobo, Jl. Panjang No. 8A, Jakarta 11530.
Karya peserta diterima panitia paling lambat pada tanggal 13 April 2013.
Hadiah:
·         Juara I: Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah)
·         Juara II: Rp 6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah)
·         Juara III: Rp 5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah)
10 (sepuluh) pemenang harapan, masing-masing berhadiah Rp1.000.000,00. (satu juta rupiah)
Lain-Lain
Pengumuman Pemenang akan dimuat di Majalah Bobo No. 08/XLI, yang terbit tanggal 30 Mei 2013.
Hadiah akan dikirim melalui transfer lewat bank.
Pemenang akan mendapat surat pemberitahuan langsung dari Majalah Bobo dan tidak melalui agen/perantara lain.
Waspadalah dengan penipuan yang berkedok ingin membantu/mengurusi pemenang. Jangan pernah melayani permintaan transfer uang sedikit pun. Kalau ada hal yang mencurigakan, segeralah menelepon Redaksi Majalah Bobo: (021) 5330150, (021) 5330170, pesw. 33201, 33206.


Ada perasaan rindu dan haru manakala berkumpul bersama kembali di bawah rindangnya pohon di halaman samping masjid Arfaunas. Bayanganku melayang pada lima tahun yang silam. Pertama kali bergabung di organisasi ini karena ikut-ikutan teman. Organisasi ini belum ku kenal dan bukan keinginan sendiri tertarik di dalamnya alasannya karena organisasi ini bukanlah organisasi akademik yang di dalamnya membicarakan tentang perkuliahan, penelitian ilmiah dan sebagainya apalagi sarana mencapai obsesiku sebagai orang terkenal. Organisasi yang awalnya ku perkirakan adalah organisasi aksi, sesuai dengan namanya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang disingkat dengan KAMMI.
Hari ini, 05 Maret 2013.
Aku merasa aura kebangkitan itu akan kembali. Optimis pun menjadi bagian terdepan untuk masa depan lebih baik. Regenerasi itu harus senantiasa diperbaiki dan dievaluasi, jika memnag benar menginginkan kemajuan. Hal yang salah dan buruk segera ditinggalkan dan kembali semangat lagi menjalaninya. Tidak ada yang tidak mungkin jika allah telah berkehendak. Seperti sore ini. Ada sekitar 25 orang bersama berkumpul membicarakan tentang organisasi ini. Meski awalnya terang dan kemudian digoda oleh rintik hujan. Tapi semangat kami tetap sama. KAMMI harus lebih baik, lebih baik dan lebih baik.
Sebagai kader KAMMI yang mengemban tugas MUSLIM NEGARAWAN harus tahu betul apa yang harus ia lakukan agar tugas itu tidak semata tugas belaka namun menjadi aplikasi nyata. Seorang Muslim yang juga seorang Negarawan. Secara tersirat arti katanya adalah tawazun. Sederhana saja. Muslim mewakili kehidupan akhirat dan negarawan mewakili kehidupan dunia. Kehidupan akhirat adalah tujuan akhir dari persinggahan hidup di dunia ini.
Tentunya tak sesederhana ini para pendahulu KAMMI menyusun kata-kata ini. Jelas ada makna filosofisnya. Kalian harus kembali membuka catatan sejarah terbentuknya organisasi ini agar jelas arah dan tujuan bergerak. Secara organisasi, aturan organisasi harus dijalankan dan sebagai seorang muslim, tugas utamanya adalah berdakwah. Jadi KAMMI ini adalah organisasi dakwah. Objek dakwahnya pun luas. Objek dakwah yang tujuannya adalah pengkaderan atau bahasa umumku regenerasi dan juga dakwah amah (dakwah umum dan universal). Ini hanya interpretasi bebasku saja yang ku pikir tidak melewati arti yang sebenarnya dari para pendahulu.
Organisasi ini memang berat tak berat. Dibilang berat karena amanahnya dakwah dimana dakwah wajib bagi setiap muslim. Namun tak berat bila dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur karena allah masih menitipkan kepercayaan kepada setiap insan yang kita terlibat kerjasama di dalamnya. Yah, siapa yang ingin senang-senang di akhirat harus lelah-lelahan di dunia. Bener gak?
Tulisan ini ku tulis sebagai bentuk rasa syukurku karena allah masih membukakan pintu hatiku untuk menerima segala kebaikan dari pintu mana saja (Bukan pintu kemana saja Doraemon - Hehehe). Harapanku tak banyak, semoga dengan adanya tulisan ini dapat memberikan sedikit pencerahan dan tentunya aku ingin menitipkan kebaikan kepada siapa saja yang membaca agar nanti aku punya bekal kebaikan yang akan memberatkanku untuk ke surgaNya allah. Amiin ya rabb.
Berbicara tentang Muslim dan Negawaran adalah dua kata yang susah untuk dipisahkan. Sudah sangat ideal konsepnya. Tinggal aplikasi di lapangan yang harus mendekati optimal dan meminimalisir persentase kekurangan. Belakangan aku semakin tertarik membincangkan hal ini pada kedua orang tua dan para sahabatku. Memang sudah seharusnya begitu. Tapi tak kemudian membuat kita muluk-muluk dan ambisius tak jelas. Tidak juga bersantai, berleha, bermanja dengan waktu.
Sebagai generasi muda yang merupakan kader Muslim Negarawan, kita harus mengambil peran dimanapun kita bias berperan. Tidak ada yang menjadi hambatan kita untuk mencapai hal itu. Kita manfaat kan saja potensi dalam diri kita. Selagi kita masih memiliki pikiran yang sama. Surga, Kawan! Surga!
Kalau bahasanya Aa Gym, berhubung tips ini mudah diingat oleh seluruh kalangan maka aku akan menuliskannya kembali.
1.       Mulai dari yang kecil
2.       Mulai dari lingkungan sekitar, dan
3.       Mulai saat ini juga
Lakukanlah! Maka cita-cita itu semakin dekat. Hanya menunggu detiknya saja. Karena apa? Karena Negara tidak kemudian menjadi Negara begitu saja dan kuat begitu saja. Negara merupakan kumpulan dari beberapa wilayah dan kemudian terintegrasi dalam satu visi misi. Karena merupakan kumpulan itulah, hal besar terjadi karena kumpulan hal  kecil. Negara yang besar adalah karena kontribusi warganya yang besar. Nama Negara harum karena warganya yang mengharumkan. Proses mengharumkan nama baik ini adalah kontribusi besar kita sebagai seorang Negarawan.
Disinilah kemudian harus diperhatikan bahwa setiap proses kebaikan itu harus diisi oleh seorang muslim. Hingga pada akhirnya tampak jelaslah wujud MUSLIM NEGARAWAN itu. Wawlahualam.



Aku berjalan di tanah Sunda
Disambut tangisan langit,
Karena aku meninggalkan tanah Sumatera
Sayang,
Bisa jadi kehadiranku tak kan lama
Bahkan,
Tak sempat untuk sekedar berkata tentang hari ini
Dunia,
Sekarang aku hanya ingin mengatakan
“PUNTEN”
Aku harus kembali ke asalku
Gundukan tanah basah tanpa nama

Situ patenggang (Bandung),
04 Februari 2013 (Pukul 00.00 WIB)

PUNTEN

by on Maret 01, 2013
Aku berjalan di tanah Sunda Disambut tangisan langit, Karena aku meninggalkan tanah Sumatera Sayang, Bisa jadi kehadiranku tak k...