Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya di hari senin (22/5/23), aku dan teman-teman berkesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para pendidik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Wilayah Kerja Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini adalah dalam rangka memenuhi proyek tugas akhir mata kuliah teknologi kinerja dan pengelolaan diklat (TKPD). Di kesempatan ini kami berbagi tentang pemanfaatan media pembelajaran berupa educandy, word wall, dll. Aku juga sempat berbagi sedikit tentang picture book

Dari kemarin aku pengen banget menuliskannya di blog ini. Tapi euh berbagi waktu dan pikirannya lumayan sulit. Hadeh, aku selalu banyak alasan ya. Tapi beneran. Tulisan kali ini sudah terniat begitu proyek akhir mata kuliah ini disusun. Mulai dari rapat awal hingga akhir. Dilanjutkan dengan pelaksanaan di lokasi sasaran.  Ada 6  MI yang ikut kegiatan ini dengan total 36 peserta. Termasuk di dalamnya kepala madrasah. Tempat dilaksanakannya kegiatan ini adalah MI Miftahul Ulum. Kepala Sekolahnya adalah Ibu Siti Nur Muzayatin. Beliau orangnya begitu ramah dan hangat. Aku sebagai orang baru di sini merasa tidak begitu berjarak. Toh juga karena sebenarnya aku sudah terbiasa turun berbagi pengalaman dan ilmu di Kelompok Kerja Guru (KKG) di daerahku. Jadi aku merasa antara ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan saat ini dan duniaku kerjaku sangat menyatu. Klop. Cocok. Pas. Apalagi ya kata yang sesuai untuk mengungkapkan keadaan ini? Hehe. Itu sebabnya aku selalu bersemangat masuk kelas mata kuliah ini. Menurutku ini sih the real of the real dunia kerja. Dan lagi aku bersyukur bisa lanjut kuliah S2 saat ini dimana aku sudah terjun cukup lama di dunia kerja.


Foto momen membagikan buku karyaku ke Ibu Siti Nur Muzayatin


Kembali ke kondisi di lapangan. Kami berangkat dari Surabaya menuju Mojoanyar itu sekitar pukul 06.23 WIB. Tiba di lokasi kegiatan sekitar 07.05 WIB. Tidak begitu lama karena hari masih pagi dan kami melewati tol. Supir kami saat itu adalah Mas Bryan, ketua kelas di S2 Teknologi Pendidikan Unesa angkatan 2022. Orangnya santai dan bisa diandalkan untuk minta bantuan. Peace.

Well, begitu sampai, kami pun beberes dan bersiap-siap. Saat itu, Koordinator Prodi S2 TP Unesa, Pak Andi Mariono hadir bersama Mem Iren, dosen pengampu mata kuliah ini. Di mata kuliah ini beliau mengajar bersama Pak Fajar. Sengaja nih aku tulis nama-nama siapa yang terlibat di dalam kegiatan ini. Buat kenang-kenangan mana tau nanti aku lupa. Eh terlupa karena waktu. Bukan sengaja melupakan.


Foto Pak Andi Mariono dan Mem Irene didampingin Mas Bryan


Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Mbak Jihan dan Pak Bibiet. Mereka orang-orang hebat dalam bidangnya. Aku kebagian bicara dikit aja sebagai laporan ketua pelaksana di kelompok kami. Cius aku ngomong dikit aja. Takut kalo lama-lama nanti orang bosan. Penyakit paling nyata kalo udan pegang mic adalah lupa melepaskannya.


Foto aku lagi ngomong


Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik dari awal hingga akhir. Peserta juga antusias. Hal-hal gini nih yang bikin kita semangat. Ada umpan balik. Ketika kita berbicara atau berbagi, yang mendengarkan juga memberikan respon positif. Ketika berbagi seperti ini, sesungguhnya kami sendiri sedang belajar. Belajar lebih banyak dari para pendengar tentang kondisi di lapangan yang mereka rasakan. Sebagai seorang guru, aku paham banget gimana rasanya. Ada masa dimana kita harus berbicara banyak dan maju ke medan tempur. Ada masanya kita cukup diam di tempat dan menyimak (gaya banget ini bahasaku yak).


Foto suasana kegiatan pelatihan


Yang tak kalah penting dalam suksesnya kegiatan ini adalah tim kelompok ini. Ada Mas Nanda yang udah bikinin video dokumentasi dengan apik dan membuatku senang. Ada Mbak Nana dan Indi yang repot bikin sertifikat dan twibon. Ada Avinda yang disibukkan sama MoA dan IA. Ada Syifa yang ambil kendali keadaan menjadi MC. Ada Bu Heni yang sibuk menghitung total iuran dan pengeluaran. Ada Mbak Ika, Pak Riko, Favian dan Mbak Dwi Kartika.

Harapan pribadiku setelah kegiatan ini, ilmu yang sudah dibagikan bisa dimanfaatkan dan jadi amal jariyah bagi kami. Bisa jadi tabungan pahala untuk masuk surganya Allah. Setidaknya kegiatan ini juga memberikan motivasi untuk terus bertumbuh. Manakala kami mulai malas dan lemah, kegiatan ini mengingatkan kami bahwa kami pernah berusaha sekeras ini. Lalu kami kembali bangkit dan berusaha lagi menyelesaikan apa-apa yang sudah kami mulai. Sekian catatan menjelang akhir bulan. Terimakasih kerjasamanya, teman-teman

 

Di kamar asramaku.

Surabaya, 30 Mei 2023


Foto full tim kelompok Mojokerto



Baca juga berita kegiatan ini di sini Pelatihan di Mojokerto bersama Mahasiswa S2 TP Unesa 2022 

Nonton video nya di Jendela Unesa menit 05.34



 

        




   Foto di depan Monkasel pada malam hari

Monkasel, begitu biasa orang-orang menyebutnya. Awalnya sih aku bertanya-tanya apa itu Monkasel. Rupanya itu singkatan dari Monumen Kapal Selam. Salah satu tempat tujuan pelancong jika berkunjung ke Surabaya.

Beberapa waktu lalu sekitar akhir Desember 2022, aku berkesempatan mengunjungi Monkasel di malam hari. Sebenarnya niat pergi jalan keluar itu hanya mengelilingi Surabaya. Pas lewat depan Monkasel akhirnya kubilang sama temanku untuk mampir.

Setelah memarkirkan motor, kami nanya dong ke penjaga apakah bisa mengunjungi Monkasel pada malam hari. Ternyata bisa. Monkasel tutup pukul 21.00 Wib. Saat itu kami datang sebelum pukul 19.00 Wib. Beli tiket. Harga tiket hanya Rp.10.000. Lalu berburu masuk Monkasel. Sama petugasnya diarahkan untuk menonton Diorama terlebih dahulu. Kami pun menonton.

Diorama itu sejenis pemutaran film dokumenter tentang sejarah kapal selam Indonesia dan upaya penyelamatan bangsa. Kami jadi tahu tentang beratnya tugas abdi negara dengan motto nya tabah sampai akhir itu.

Pemutaran film dilakukan sekitar 15 menit. Setelah itu, barulah kami masuk ke dalam Monkasel yang sudah tampak gagahnya dari luar. Selain kami, ada beberapa pengunjung lainnya yang masuk Monkasel. Mereka terlihat seperti rombongan keluarga. 

 

Foto menonton Diorama

        Di dalam Monkasel sudah siap petugas yang ramah untuk menjelaskan tentang Monkasel. Petugasnya juga ramah dalam hal menawarkan dirinya untuk mengambilkan foto para pengunjung. Menurutku pelayanan Monkasel oke. Jadi tertarik untuk membawa anak-anak studi lapangan ke Monkasel. Tapi kejauhan dan kemahalan ya. Hehe. Tapi mana tau ada sponsor gitu untuk memberikan pengalaman baru ke anak-anak pulau.

Di dalam Monkasel, kami berkeliling melihat kenyataan. Ternyata serumit itu alat-alat yang ada di sebuah kapal selam. Pipa, mesin, lorong. Kami juga melihat tempat tidur para abdi negara. Di dalamnya juga ada galeri para pimpinan angkatan laut saat itu. 


Foto di dalam Monkasel dan dijepret oleh petugas

                Melalui kunjungan ini kami jadi belajar, tak ada satu pun hidup yang tidak dipertaruhkan. Meski di luar terlihat gagah dan keren, resiko dan sakit yang kita rasakan, hanya kita sendiri yang tahu. Tak lupa pula foto-foto di sekitaran Kali Mas yang indah dengan lampu-lampu di malam hari. Posisinya tepat di sebelah pagar Monkasel. 

              Kalau ke Surabaya, kapan-kapan mampir ke Monkasel ya. Dapat wisatanya, dapat ilmunya. Malam hari juga oke banget.

 


        Hidup bersama al-qur'an adalah nikmat. Nikmat yang tidak akan dirasakan kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakannya."Sayyid Qutb"

        Kalimat ini membuat saya tertegun lama. Benar yah. Dulu ketika hidup saya cukup jauh dari al-qur'an, kalimat seperti di atas tidak berarti apa-apa. Tapi saat ini, ketika mendapati kalimat tersebut hati saya seperti tersentuh. Saya sadar ada nikmat tersendiri atas interaksi dengan al-qur'an. Ada energi tersendiri.

        Pernah gak merasa lelah dan gelisah? Atau misalnya hari itu seperti ada yang kurang. Kita coba mengatasinya dengan pergi berliburan atau sekedar nongkrong di kafe. Ternyata rasa lelah dan gelisah kita tidak berkurang. Kadang justru bertambah. 

        Bisa jadi ada yang salah dengan hati kita. Coba periksa lagi. Ada ibadah-ibadah yang mungkin biasa kita lakukan. Tetapi hari itu kadarnya pelaksanaannya kurang. Ternyata tilawah al-qur'an kita kurang. Wajar kemudian hari itu menjadi tidak karuan.

        Di dalam Q.S. As-Syura (42:52), Allah menegaskan bahwa al-quran adalah ruh orang yang hidup. Tanpa al-quran, sesungguhnya orang tersebut tidak memiliki ruh. Ditegaskan pula di dalam Q.S.Thaha (20:24). Tak pernah orang yang hidupnya dekat dengan ak-quran itu susah. Allah yang jamin di Q.S.Thaha:2. 

        Menilik kepada fungsi al-qur'an itu sendiri, di dalam Q.S.Yunus (10:57), ada tiga fungsinya:

  1. Petunjuk bagi orang yang beriman
  2. Referensi nasihat bagi orang yang beriman
  3. Penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada

        Ada sunnah yang dilakukan oleh sahabat ketika berhadapan dengan al-qur'an :

  1. Ketika membaca al-qur'an dan sampai pada ayat tentang azab, maka mereka berhenti sejenak dan berdoa. Mereka memohon baginya surga.
  2. Ketika membaca al-qur'an dan sampai pada ayat azab, maka mereka berdoa agar dihindarkan dari azab dan neraka.

        

        Dijelaskan lebih lanjuta dalam Q.S.A-Ma'arij (70:19-21), "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." Juga diterangkan dalam Q.S.Al-Furqon (25:30) dan Q.S.Al-Muzammil (73:6)

        Semoga sahabat semua dapat merasakan kesejukan al-quran. Terutama di bulan suci ramadan yang mulia ini. Bulan diturunkannya al-quran. 




Setelah coba mengganti domain. Lalu merapikan template blog ini bulan lalu. Membuat beberapa draft di sini. Kupikir aku bakal dengan cepat menulisnya dan lebih produktif di blog ini. Ternyata belum. Malu sama diri sendiri. Hehe.


Di awal maret ini, kuniatkan tanggal satu maret aku segera mempublikasikan tulisan di blog ini. Belum juga sampai hari ini. Ada saja tantangan. Atau memang aku yang belum konsisten. 


Niat buka laptop mau nge-blog. Teringat tugas kuliah. Teringat proposal tesis. Teringat draft naskah lomba. Teringat tugas-tugas komunitas dan sebagainya. Pheuf. Aku payah.


Hari ini pun begitu. Setelah mandi pagi, kuniatkan dengan serius untuk menulis di sini. Eh, tadi pagi aku mengerjakan hal lain. Membaca, berpikir, menonton kajian, memuat video, membuat beberapa flyer kegiatan hingga malam ini. 


Tibalah di waktu malam begini kupaksakan membuka blog ini. Aku sayang banget sama blog ini. Inginnya blog ini bisa menjadi rekam jejak yang bagus dalam hidupku ke depan dan tentunya memberi manfaat bagi orang lain. Semoga ya draft-draft di sini bisa segera rilis dengan konsisten. Aku bisa lebih rapi membuat prioritas kerja. Biar gak makin ke sini, makin ke sana. Duh!


Surabaya, 03-03-2023






Hai, semua. Salam kenal. Selamat datang di blog pribadi saya. Panggilannya Vita. Namun lebih dikenal dengan nama pena Kavita Siregar. Tak banyak yang tahu nama lengkap saya karena jarang digunakan kecuali dalam penulisan ijazah dan kegiatan resmi. Nama lengkap saya Martina Eka Desvita Siregar.


Saat ini saya sedang menempuh pendidikan formal di program studi Magister Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya angkatan 2022. Alhamdulillah di tahun 2022 saya mendapatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek. Doakan ya agar semua lancar dan segera lulus :)


Pendidikan sarjana saya selesaikan di program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau (2012). Lalu mengikuti program Kemendikbudristek SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) tahun 2013 di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Setelahnya mengikuti program CPNS jalur afirmasi bernama Guru Garis Depan (GGD) yang juga diinisiasi oleh Kemendikbudristek pada tahun 2016. Hingga saat ini masih tercatat aktif mengabdi di Sd Negeri 010 Kundur, Kec.Kundur, Kab.Karimun, Prov.Kepulauan Riau. Menjadi guru bagi saya bukan hanya sekedar profesi. Tapi adalah passion hidup dalam rangka turut serta membangun perabadan.


Saya menyenangi dunia tulis menulis dan belajar di Forum Lingkar Pena. Saya telah menulis dua buah buku solo yaitu 17 Bintang di Lanny Jaya yang berisi pengalaman mengajar di Pelosok Papua dan Pelajaran untuk Fatih, sebuah buku cerita bergambar. Menulis puluhan buku antologi, artikel, cerpen dan puisi.

 

Selain itu, saya juga aktif di beberapa kegiatan literasi sekolah dan masyarakat. Di sekolah, saya bersama rekan guru coba menghidupkan giat literasi dan disejalankan dengan membuka taman bacaan masyarakat. Hal ini yang kemudian mengantarkan saya mendapatkan kesempatan bergengsi di literasi dengan menjadi fasilitator literasi baca tulis regional Sumatra (2019) dan fasilitator pemanfaatan buku hibah dan modul literasi numerasi tingkat regional Sumatra (2022) oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek.


  




Perkenalan

by on Februari 01, 2023
Hai, semua. Salam kenal. Selamat datang di blog pribadi saya. Panggilannya Vita. Namun lebih dikenal dengan nama pena Kavita Siregar. Tak ba...

Sebenarnya gak perlu nunggu tahun berubah dulu baru merefleksi diri. Sebagai seorang muslim, setiap hari kita perlu merefleksi diri. Bagaimana kita melalui hari ini. Bagaimana kita melalui hari kemarin. Sehingga kita tahu bagaimana pula kita harus melalui hari esok.

Parameternya bukan dunia. Melainkan akhirat. Terkesan sok alim gak sih? Enggak lah ya.


Barangkali dengan postingan yang kamu buat, ada hati yang lagi mendapat rahmat. Ada hati yang sedang tersentuh dengan cintaNYA Allah. Ada hati yang sedang dalam pencarian dan kebingungan menentukan arah.


Di sudut bumi ini, kamu gak sendiri kok. Gak ada yang salah jika masa lalu mu kelam. Gak ada yang salah jika hidupmu penuh keburukan. Itu dulu. Yang salah itu jika kelam tak kau ambil hikmah untuk mencari terang. Sekarang saatnya jadi lebih baik. Bukankah kita ingin menjadi orang yang beruntung?


Surabaya, 01 Januari 2023

Adalah hal yang wajar jika semangat naik turun. Seperti iman. Banyak problematika dunia pendidikan yang menjadi catatan. Terkadang rumit memikirkannya. Jika orang-orang bilang tak usah dipikirkan, bagaimana pula tidak dipikirkan. Ia adalah hal yang setiap harinya dihadapi dan perlu dicari solusi. Tak jarang, kerap menyalahkan diri sendiri. Sudah benarkah aku menjadi seorang guru?

Pagi ini kala kubertemu dengan mereka, anak-anak harapan bangsa, pikirku pun kembali bergejolak. Apa yang harus kulakukan? Bagaimana aku harus bersikap? Seyogyanya anak adalah urusan orang tuanya, tapi tak tampak seperti seidealnya. Anak-anak masih banyak yang datang ke sekolah lenggang kangkung sekena hati. Alih-alih berharap terjadi kemajuan padanya. Yang ada, tatapan kosong diberikannya kepadaku.

Hari masih sangat pagi. 
"Bu, raut pensil dulu ya." Begitu katanya saat aku baru saja memulai kelas. Entah mengapa, gampang sekali mendidik emosiku. Harusnya kan dari tadi sudah raut pensil sebelum aku masuk. Harusnya kan orang tua mengecek kebutuhan dan perlengkapan belajar anaknya. Tapi...sudahlah. Tak guna aku mengeluh. Tak mungkin pula kuceramahi panjang lebar yang mana maksud memberikan edukasi kepada kedua orang tua. Nyatanya, semua itu hanya keinginanku saja. Kemanjuan. Pembaruan. Hanya angan-angaku saja.

Kadang aku bosan. Muak. Ingin tukar suasana. Kulakukan bnayak hal. Kubuat program diri lebih banyak dan bervariasi. Ternyata, satu pun Allah belum ridho. 

Seseorang diuji sesuai kadar kemampuannya...dan aku tak tahu apakah aku mampu dan terus kuat. Selalu kupikir, sampai titik mana Allah ingin mengujiku. Berapa lama lagi? Tapi aku takut pula kufur nikmat. 

Pagi...kuharap, selalulah terang. Mentari, tolong jangan hilang. Allah, bantu kuatkan. Hasbunallah wa nikmal wakil nikmal maula wa nikman nashir.

Ruang Kelas 2,
21 Maret 2022

Bingung

by on Maret 21, 2022
Adalah hal yang wajar jika semangat naik turun. Seperti iman. Banyak problematika dunia pendidikan yang menjadi catatan. Terkadang rumit mem...