Siapa sih yang gak pengen lanjut kuliah gratis dengan beasiswa? Kuliah dengan beasiswa tentunya akan meringankan pikiran dari beban biaya yang harus dikeluarkan setiap semesternya. Ditambah lagi biaya-biaya lainnya yang tak terduga.
Di hari terakhir bulan mei ini, aku ingin meninggalkan catatan kenangan di sini. Tentang Sosialisasi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) beberapa waktu lalu. Nampaknya aku mulai rajin ngeblog. Semoga tetap rajin sampai bile-bile.
Pada hari jumat, 26 Mei 2023 yang lalu, telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek oleh Kelurahan BPI Unesa 2.0. Kegiatan ini tuh adalah salah satu program kerja Kelurahan BPI Unesa 2.0. Tepatnya di bawah naungan Divisi Akademik dan Beasiswa. Kebetulan aku adalah salah satu anggota divisi ini yang kemudian dalam kepanitiaan diamanahkan sebagai koordinator acara.
Foto diambil setelah semua peserta pulang
Tiap kali
merencanakan dan melaksanakan kegiatan sosial dan pendidikan, aku senang sekali.
Karena aku memang senang berorganisasi. Bagiku, berorganisasi itu adalah
kebahagiaan. Kata temanku, bahagianya aku adalah berkegiatan dan melakukan
banyak hal. Kadang-kadang aku terpana-pana juga sama kalimat temanku itu. Tapi ada
benarnya. Memang begitu adanya. Justru kalau tidak berorganisasi, semacam ada
yang hilang dari hidupku. Salah satu cara untuk menyalurkan 20 ribu kata nya
perempuan. Hehe. Gak cuman itu sih. Berorganisasi itu adalah cara menyalurkan
pikiran-pikiranku yang terus berputar. Ibarat mesin, pikiranku hanya berhenti
ketika tidur. Lebay aku tuh. Berorganisasi juga sama hal nya dengan hiburan+liburan bagiku.
Di tulisan ini
aku gak bakal cerita berapa banyak yang hadir dan bagaimana perencanaan program
hingga terlaksananya. Karena itu sudah kutulis dalam bentuk rilis berita di sini.
Di sini aku
pengen cerita bahwa aku senang sama acara kemarin. Di samping acara nya berlangsung
sukses dan lancar, aku merasa kegiatan itu adalah hal yang penting. Teringat
ketika setahun yang lalu aku galau mempersiapkan pendaftaran karena keadaan.
Kalau aku ceritakan yang sejujurnya, orang gak peduli juga apa yang sudah aku
alami selama prosesnya. Orang hanya tahu aku udah dapat beasiswa dan lanjut S2.
Sosialisasi
itu menurutku penting karena itulah momen bagi para pencari beasiswa untuk bisa
lebih kepo dan mendapat informasi lebih dalam. Secara yang diundang juga
pengambil kebijakannya langsung yaitu Pak Anton Rachmadi, yang masyaallah
humble banget. Baru datang aja beliau udah nyalami semua hadirin di ruangan itu
hingga ke belakang. Padahal kan ya beliau baru aja nyampe ke Surabaya melalui
penerbangan dari Jakarta sekitar pukul 06.00 WIB. Keinget pula perjalanan pagi
ku dari Jakarta sekitar jam tersebut efek ketinggalan pesawat terakhir menuju
Surabaya. Eh, ketinggalan pesawat itu bukan salahku. Salah maskapai dan
akhirnya kami dapat ganti rugi setimpal sih.
Dulu ketika
persiapan nyari kampus dan BPI, aku tuh ikutin semua zoom meeting yang
tersebar. Kebayang kan gimana keblinger aku natapi layar dari hari ke hari.
Mulai dari sosialisasi LPDP dan BPI. Kalo ada pertemuan gitu, tak lupa pula aku
open mic buat bicara. Ya semacam sounding biar bisa masuk kampus
tanpa perlu keluarkan biaya sepeserpun. Secara keluar dari pulau tempat
tinggalku saja udah keluarkan uang berapa. Huhuh. Keinget pula waktu itu aku
sama teman-teman sounding ke anggota DPRD Riau terkait penyelenggaraan
GGD. Gaya banget aku tuh. Bersyukur banget selama di kampus sering ikut sounding,
audiensi dan sejenisnya.
Nah, di momen
ini aku kebagian ya memberikan testimoni tentang proses pendaftaran biar lancar
dan sukses. Jadi aku cerita secara singkat yang menjadi kendala guru-guru untuk
lanjut kuliah adalah SK Tubel (Tugas Belajar) bagi PNS. Ini emang hal prioritas
yang harus diperhatikan detil bahkan sejak awal baru mau daftar kampus. Hal ini
dilakukan dengan rapi supaya tidak terkendala jika nanti diterima kampus dan
mendapat beasiswa.
Aku orangnya
ekstrovert. Jadi harap maklum jika suka ngomong dan ngomongnya berapi-api. Termasuk
ketika menulis begini. Ditambah lagi bawaan lingkunganku itu kan suaranya keras.
Lihat aja marga di belakang namaku. Udah bawaannya gitu. Hihih.
Alhamdulillah,
barokallah. Aku bersyukur bisa dapat BPI. Terlebih paling utama aku bersyukur
kuliahnya di usia segini. Sudah merasakan dunia kerja. Aku merasa kuliahku jauh
lebih bermanfaat daripada dulu ketika selesai S1 langsung lanjut kuliah. Meski
saat itu aku nangis bombay pas tidak mendapatkan BPPDN (Beasiswa PendidikanPascasarjana Dalam Negeri) yang diperuntukkan bagi calon dosen.
Nah gitu deh. Sekilas
momen mengharukan bagiku. Aku hanya bisa mendoakan semoga teman-teman yang
sedang berjuang mendapatkan BPI atau pun beasiswa apapun, atas izin Allah akan mendapatkannya.
Jika sudah berusaha dan berdoa, ternyata tidak Allah kabulkan saat ini, berarti
itu yang terbaik bagimu saat ini. Terus berusaha karena kita tak pernah tahu
takdir mana yang baik bagi kita selain takdirnya Allah.
*Di Gedung Pendidikan Luar Biasa UNESA (sambil menunggu Profesor untuk bimbingan proposal tesis). Doakan ya agar segera bisa nampil seminar.