Masih terasa olehku betapa dinginnya air sungai Pasir Keranji. Aku terpaksa harus menyeberanginya dengan sangat cepat jika aku tidak ingin kehilangan nyawaku. Itu sama saja artinya aku akan melihat ibu dan adikku semakin menderita.

Berkat rasa takut yang luar biasa dan tentunya kehendak Tuhan, aku bisa meraih tepian sungai dan lalu mengasingkan diri dari tempat itu. Aku terpaksa harus melalui sungai itu lantaran tidak ada jalan lain yang bisa kutempuh saat pulang sekolah. Aku tersesat dalam jalan yang aku pun tidak tahu. Barangkali ini yang namanya eustress,  seperti yang pernah aku baca di sebuah buku motivasi. Tingkat stress yang mampu menciptakan sesuatu yang lebih positif. Aku yang tadinya tidak pandai berenang, akhirnya mampu menyeberangi sungai dan selamat.

Aku melangkahkan kakiku sedikit ke arah kanan. Tepat di depan sebuah pohon yang di bawahnya aku pernah menimbun sesuatu.

“Ternyata masih ada!” Aku membuka tutupnya dan membaca tulisan tersebut.

Suatu hari

Kan kuraih cita

Kubuktikan pada dunia

Aku juga bisa

Harapan yang aku pendam lama sampai akhirnya kembali aku hampir mati di tengah laut. Seorang anak SMP tanpa keahlian renang, selama dua hari dua malam berusaha mencapai tepian karena kapal yang ditumpangi karam. Di luar pikiran.

Lama aku merenungi kejadian-kejadian yang membuatku hampir mati di air. Hal ini menyadarkanku bahwa ternyata aku punya potensi dibidang renang. Aku pun kembali ke sungai. Kali ini sengaja untuk berlatih renang.

Perlahan-lahan sambil menangkap beberapa ekor anak ikan yang lewat di pinggiran. Aku terus menghentak-hentakkan kakiku sementara tanganku terus menggapai-gapai permukaan. Seminggu berlatih, aku menjadi mahir. Hal ini sangat membantuku. Aku menjadi salah satu nelayan muda. Aku bertekad untuk dapat menangkap ikan sebanyak mungkin dan menjualnya. Uangnya tentu saja untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sepulang sekolah nanti aku akan latihan renang lagi karena besok akan ada kompetisi renang tingkat provinsi.” Terdengar suara Meiling, anak seorang kaya yang satu sekolahan denganku.

Kompetisi renang? Membayangkannya saja sangat menyenangkan apalagi memenangkan kompetisinya.

Perkataan Meiling tadi terus terngiang-ngiang di telingaku. Poster para atlit renang lainnya kini menjadi pajangan indah di kamarku. Renang menjadi salah satu kegemaranku.

“Yah, biasa-biasa sajalah, Nak! Orang susah gak mungkin menang. Cukup dengan nilai akademik yang tidak mengecewakan saja sudah.” Kata Ibu ketika aku berkali-kali mengulang kata renang.

“Ibu harusnya mendukung aku bukan malah mematahkan semangatku.”

“Ibu bukan mematahkan semangat tapi yang nyata-nyata saja.” Ibu tetap menyangkal dibilang mematahkan semangatku.

*

Berawal dari lomba renang antar kelas yang diadakan sekolah dalam rangka seleksi renang untuk kompetisi antar sekolah se-Kabupaten. Alhamdulillah, awal yang baik langsung menjadi juara ketiga. Walau tidak dapat mewakili sekolah, setidaknya ini langkah yang baik bagiku.

Pekan olahraga pelajar menjadi targetku. Latihan keras dan stamina yang prima menghantarkanku lulus seleksi tim provinsi. Mendengar hal itu dan melihat kesungguhanku, Ibu memberiku izin untuk mengikuti latihan rutin dan meninggalkan sekolahku untuk sementara.

“Aku akan buktikan bahwa aku bisa menjadi yang terbaik!” Batin dan semangatku semakin membara.

Perjalanan ini membawaku ke dunia baru yang membuatku semakin dewasa menyikapi hidup. Untuk meraih apa yang kita inginkan pun butuh pengorbanan. Latihan yang ku lakukan demi cita-citaku menghantarkanku pada kondisi dimana aku hampir dikeluarkan dari sekolah karena banyak nilai pelajaranku yang hancur. Tapi, disetiap ada kesulitan pasti ada kemudahan. Kompetisi nasional yang pertama kali aku ikuti berhasil membawa pulang medali emas.

Ku persembahkan buat ibu dan adikku juga semua yang telah mendukungku. Kemudahan lain juga aku dapatkan. Beasiswa untuk sekolah di tempat yang lebih bagus sampai aku tamat SMA,  uang saku dan juga tropi.

“Selamat ya, Nak. Lanjutkan perjuangan!” Kata Pak Slamet, guru olahraga yang juga kepala sekolah di SMA lamaku.

Tak lama setelah guru-guru dan beberapa orang teman menyalamiku, seorang rival renang sejak SMP sampai SMA menghampiriku.

“Aku yakin ini tidak akan bertahan lama. Tunggu saja kehancuranmu.” Kalimat ancaman yang cukup membuatku khawatir. Setelah dipikir-pikir, tidak ada gunanya mendengar orang seperti dia. Justru akan semakin menjatuhkan rasa percaya diri jika diingat-ingat.

Nyatanya rivalku tetap tidak bisa melampaui prestasi renangku kini. Ia justru terperangkap pada permainan yang membuatnya malu sendiri.

Hari ini aku dinobatkan sebagai atlit renang termuda se-Asia Tenggara. Untukmu Indonesia tercinta. Rasa haru dan bahagia ketika melihat merah putih berkibar.

“Ya, pulang yuk, Nak!” Sudah sore. Nita juga sudah menyelesaikan karyanya.” Kata Ibu membuyarkan lamuananku.

“Ya, Kak! Ta juga sudah selesai. Ini lukisannya.” Nita menunjukkan sebuah lukisan indah tentang sungai Pasir Keranji. Besok Nita akan mengumpulkan karyanya dan semoga ia menang.

Aku memasukkan kertas tadi kembali ke dalam botol. Aku merapikan tumpukan pasir tempat aku menimbun botol tadi. Sementara botol itu aku lempar ke sungai sekuat tenaga.

“Semoga harapan ini bisa lebih luas seluas alam ciptaan Tuhan dan tidak menjadi harapan yang tertimbun saja.”

 

Pernah dimuat di Koran Cetak Harian Pagi Papua

15 Desember 2013

 

EUSTRESS

by on Juli 30, 2023
  Masih terasa olehku betapa dinginnya air sungai Pasir Keranji. Aku terpaksa harus menyeberanginya dengan sangat cepat jika aku tidak ingin...


Kehidupan penuh dengan tantangan yang kadang-kadang membuat kita terjatuh dan merasa gagal. Namun, kisah-kisah inspiratif tentang seseorang yang mampu bangkit dari keterpurukan hidup dan meraih kembali cita-citanya membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan yang menginspirasi dan memotivasi dari individu yang menghadapi kesulitan besar dalam hidup mereka. Mari kita lihat bagaimana mereka menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri, menghadapi ketidakpastian, dan akhirnya meraih kesuksesan yang mereka impikan.

Tidak ada yang menginginkan keterpurukan dalam hidup mereka, tetapi itu adalah realitas yang bisa terjadi pada siapa saja. Keterpurukan bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti kegagalan dalam hubungan, kehilangan pekerjaan, atau bahkan kehilangan orang yang dicintai. Dalam beberapa kasus, orang-orang mungkin juga merasa gagal dalam meraih cita-cita mereka, yang bisa memicu perasaan putus asa dan kehilangan arah hidup.

Setelah terjatuh dalam keterpurukan, orang sering kali mengalami periode kesedihan, kebingungan, dan keraguan diri. Mereka merasa terjebak dalam lingkaran negatif di mana sulit untuk melihat jalan keluar. Namun, dalam setiap kisah inspiratif, ada momen penentuan di mana individu memilih untuk menghadapi kegagalan dengan kepala tegak.

Langkah pertama menuju pemulihan adalah melihat ke dalam diri sendiri. Individu yang bangkit dari keterpurukan hidup harus melalui proses refleksi mendalam untuk memahami diri mereka, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, serta menerima keadaan saat ini. Dalam proses ini, mereka belajar untuk menghargai perjalanan hidup mereka sejauh ini dan menerima bahwa kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju kesuksesan.

Bagian yang penting dalam bangkit dari keterpurukan adalah mengelola emosi yang muncul. Ketika kita merasa gagal, emosi negatif seperti kekecewaan, marah, dan rasa malu bisa menghantui pikiran kita. Dalam kisah-kisah inspiratif, individu yang berhasil mengatasi keterpurukan mengembangkan strategi pengelolaan emosi yang efektif. Mereka belajar untuk mengenali dan memahami emosi mereka, mencari dukungan dari orang-orang terdekat, dan terlibat dalam kegiatan yang memperkuat keyakinan diri dan kesejahteraan emosional.

Setelah menghadapi diri sendiri dan mengelola emosi, saatnya untuk membangun kembali cita-cita yang mungkin telah terlupakan atau terabaikan. Individu yang bangkit dari keterpurukan menyadari pentingnya merumuskan tujuan yang realistis dan terukur. Mereka menciptakan rencana tindakan yang terstruktur, mengambil langkah kecil namun konsisten menuju kesuksesan, dan menghadapi hambatan dengan ketekunan dan keberanian.

Kisah-kisah inspiratif tentang orang-orang yang bangkit dari keterpurukan hidup dan meraih kembali cita-citanya mengajarkan kita bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Dalam perjalanan mereka, mereka menemukan kekuatan dalam diri sendiri, belajar menghadapi ketidakpastian, dan akhirnya mencapai kesuksesan. Dalam hidup kita, kita juga bisa mengatasi keterpurukan dan melanjutkan perjalanan menuju impian kita jika kita memiliki tekad dan kepercayaan diri yang kuat.

 



Siapa sih yang gak pengen lanjut kuliah gratis dengan beasiswa? Kuliah dengan beasiswa tentunya akan meringankan pikiran dari beban biaya yang harus dikeluarkan setiap semesternya. Ditambah lagi biaya-biaya lainnya yang tak terduga.

Di hari terakhir bulan mei ini, aku ingin meninggalkan catatan kenangan di sini. Tentang Sosialisasi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) beberapa waktu lalu. Nampaknya aku mulai rajin ngeblog. Semoga tetap rajin sampai bile-bile. 

Pada hari jumat, 26 Mei 2023 yang lalu, telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek oleh Kelurahan BPI Unesa 2.0. Kegiatan ini tuh adalah salah satu program kerja Kelurahan BPI Unesa 2.0. Tepatnya di bawah naungan Divisi Akademik dan Beasiswa. Kebetulan aku adalah salah satu anggota divisi ini yang kemudian dalam kepanitiaan diamanahkan sebagai koordinator acara.

Foto diambil setelah semua peserta pulang


Tiap kali merencanakan dan melaksanakan kegiatan sosial dan pendidikan, aku senang sekali. Karena aku memang senang berorganisasi. Bagiku, berorganisasi itu adalah kebahagiaan. Kata temanku, bahagianya aku adalah berkegiatan dan melakukan banyak hal. Kadang-kadang aku terpana-pana juga sama kalimat temanku itu. Tapi ada benarnya. Memang begitu adanya. Justru kalau tidak berorganisasi, semacam ada yang hilang dari hidupku. Salah satu cara untuk menyalurkan 20 ribu kata nya perempuan. Hehe. Gak cuman itu sih. Berorganisasi itu adalah cara menyalurkan pikiran-pikiranku yang terus berputar. Ibarat mesin, pikiranku hanya berhenti ketika tidur. Lebay aku tuh. Berorganisasi juga sama hal nya dengan hiburan+liburan bagiku.

Di tulisan ini aku gak bakal cerita berapa banyak yang hadir dan bagaimana perencanaan program hingga terlaksananya. Karena itu sudah kutulis dalam bentuk rilis berita di sini.

Di sini aku pengen cerita bahwa aku senang sama acara kemarin. Di samping acara nya berlangsung sukses dan lancar, aku merasa kegiatan itu adalah hal yang penting. Teringat ketika setahun yang lalu aku galau mempersiapkan pendaftaran karena keadaan. Kalau aku ceritakan yang sejujurnya, orang gak peduli juga apa yang sudah aku alami selama prosesnya. Orang hanya tahu aku udah dapat beasiswa dan lanjut S2.

Sosialisasi itu menurutku penting karena itulah momen bagi para pencari beasiswa untuk bisa lebih kepo dan mendapat informasi lebih dalam. Secara yang diundang juga pengambil kebijakannya langsung yaitu Pak Anton Rachmadi, yang masyaallah humble banget. Baru datang aja beliau udah nyalami semua hadirin di ruangan itu hingga ke belakang. Padahal kan ya beliau baru aja nyampe ke Surabaya melalui penerbangan dari Jakarta sekitar pukul 06.00 WIB. Keinget pula perjalanan pagi ku dari Jakarta sekitar jam tersebut efek ketinggalan pesawat terakhir menuju Surabaya. Eh, ketinggalan pesawat itu bukan salahku. Salah maskapai dan akhirnya kami dapat ganti rugi setimpal sih.

Dulu ketika persiapan nyari kampus dan BPI, aku tuh ikutin semua zoom meeting yang tersebar. Kebayang kan gimana keblinger aku natapi layar dari hari ke hari. Mulai dari sosialisasi LPDP dan BPI. Kalo ada pertemuan gitu, tak lupa pula aku open mic buat bicara. Ya semacam sounding biar bisa masuk kampus tanpa perlu keluarkan biaya sepeserpun. Secara keluar dari pulau tempat tinggalku saja udah keluarkan uang berapa. Huhuh. Keinget pula waktu itu aku sama teman-teman sounding ke anggota DPRD Riau terkait penyelenggaraan GGD. Gaya banget aku tuh. Bersyukur banget selama di kampus sering ikut sounding, audiensi dan sejenisnya.

Nah, di momen ini aku kebagian ya memberikan testimoni tentang proses pendaftaran biar lancar dan sukses. Jadi aku cerita secara singkat yang menjadi kendala guru-guru untuk lanjut kuliah adalah SK Tubel (Tugas Belajar) bagi PNS. Ini emang hal prioritas yang harus diperhatikan detil bahkan sejak awal baru mau daftar kampus. Hal ini dilakukan dengan rapi supaya tidak terkendala jika nanti diterima kampus dan mendapat beasiswa.

Foto yang dikirimkan temanku yang nonton lewat zoom meeting

 
 
  Foto yang dikirimkan temanku dari dalam ruang acara

Aku orangnya ekstrovert. Jadi harap maklum jika suka ngomong dan ngomongnya berapi-api. Termasuk ketika menulis begini. Ditambah lagi bawaan lingkunganku itu kan suaranya keras. Lihat aja marga di belakang namaku. Udah bawaannya gitu. Hihih.

Alhamdulillah, barokallah. Aku bersyukur bisa dapat BPI. Terlebih paling utama aku bersyukur kuliahnya di usia segini. Sudah merasakan dunia kerja. Aku merasa kuliahku jauh lebih bermanfaat daripada dulu ketika selesai S1 langsung lanjut kuliah. Meski saat itu aku nangis bombay pas tidak mendapatkan BPPDN (Beasiswa PendidikanPascasarjana Dalam Negeri) yang diperuntukkan bagi calon dosen.

Nah gitu deh. Sekilas momen mengharukan bagiku. Aku hanya bisa mendoakan semoga teman-teman yang sedang berjuang mendapatkan BPI atau pun beasiswa apapun, atas izin Allah akan mendapatkannya. Jika sudah berusaha dan berdoa, ternyata tidak Allah kabulkan saat ini, berarti itu yang terbaik bagimu saat ini. Terus berusaha karena kita tak pernah tahu takdir mana yang baik bagi kita selain takdirnya Allah.


Surabaya, 31 Mei 2023 

*Di Gedung Pendidikan Luar Biasa UNESA (sambil menunggu Profesor untuk bimbingan proposal tesis). Doakan ya agar segera bisa nampil seminar.


 

 


Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya di hari senin (22/5/23), aku dan teman-teman berkesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para pendidik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Wilayah Kerja Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini adalah dalam rangka memenuhi proyek tugas akhir mata kuliah teknologi kinerja dan pengelolaan diklat (TKPD). Di kesempatan ini kami berbagi tentang pemanfaatan media pembelajaran berupa educandy, word wall, dll. Aku juga sempat berbagi sedikit tentang picture book

Dari kemarin aku pengen banget menuliskannya di blog ini. Tapi euh berbagi waktu dan pikirannya lumayan sulit. Hadeh, aku selalu banyak alasan ya. Tapi beneran. Tulisan kali ini sudah terniat begitu proyek akhir mata kuliah ini disusun. Mulai dari rapat awal hingga akhir. Dilanjutkan dengan pelaksanaan di lokasi sasaran.  Ada 6  MI yang ikut kegiatan ini dengan total 36 peserta. Termasuk di dalamnya kepala madrasah. Tempat dilaksanakannya kegiatan ini adalah MI Miftahul Ulum. Kepala Sekolahnya adalah Ibu Siti Nur Muzayatin. Beliau orangnya begitu ramah dan hangat. Aku sebagai orang baru di sini merasa tidak begitu berjarak. Toh juga karena sebenarnya aku sudah terbiasa turun berbagi pengalaman dan ilmu di Kelompok Kerja Guru (KKG) di daerahku. Jadi aku merasa antara ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan saat ini dan duniaku kerjaku sangat menyatu. Klop. Cocok. Pas. Apalagi ya kata yang sesuai untuk mengungkapkan keadaan ini? Hehe. Itu sebabnya aku selalu bersemangat masuk kelas mata kuliah ini. Menurutku ini sih the real of the real dunia kerja. Dan lagi aku bersyukur bisa lanjut kuliah S2 saat ini dimana aku sudah terjun cukup lama di dunia kerja.


Foto momen membagikan buku karyaku ke Ibu Siti Nur Muzayatin


Kembali ke kondisi di lapangan. Kami berangkat dari Surabaya menuju Mojoanyar itu sekitar pukul 06.23 WIB. Tiba di lokasi kegiatan sekitar 07.05 WIB. Tidak begitu lama karena hari masih pagi dan kami melewati tol. Supir kami saat itu adalah Mas Bryan, ketua kelas di S2 Teknologi Pendidikan Unesa angkatan 2022. Orangnya santai dan bisa diandalkan untuk minta bantuan. Peace.

Well, begitu sampai, kami pun beberes dan bersiap-siap. Saat itu, Koordinator Prodi S2 TP Unesa, Pak Andi Mariono hadir bersama Mem Iren, dosen pengampu mata kuliah ini. Di mata kuliah ini beliau mengajar bersama Pak Fajar. Sengaja nih aku tulis nama-nama siapa yang terlibat di dalam kegiatan ini. Buat kenang-kenangan mana tau nanti aku lupa. Eh terlupa karena waktu. Bukan sengaja melupakan.


Foto Pak Andi Mariono dan Mem Irene didampingin Mas Bryan


Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Mbak Jihan dan Pak Bibiet. Mereka orang-orang hebat dalam bidangnya. Aku kebagian bicara dikit aja sebagai laporan ketua pelaksana di kelompok kami. Cius aku ngomong dikit aja. Takut kalo lama-lama nanti orang bosan. Penyakit paling nyata kalo udan pegang mic adalah lupa melepaskannya.


Foto aku lagi ngomong


Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik dari awal hingga akhir. Peserta juga antusias. Hal-hal gini nih yang bikin kita semangat. Ada umpan balik. Ketika kita berbicara atau berbagi, yang mendengarkan juga memberikan respon positif. Ketika berbagi seperti ini, sesungguhnya kami sendiri sedang belajar. Belajar lebih banyak dari para pendengar tentang kondisi di lapangan yang mereka rasakan. Sebagai seorang guru, aku paham banget gimana rasanya. Ada masa dimana kita harus berbicara banyak dan maju ke medan tempur. Ada masanya kita cukup diam di tempat dan menyimak (gaya banget ini bahasaku yak).


Foto suasana kegiatan pelatihan


Yang tak kalah penting dalam suksesnya kegiatan ini adalah tim kelompok ini. Ada Mas Nanda yang udah bikinin video dokumentasi dengan apik dan membuatku senang. Ada Mbak Nana dan Indi yang repot bikin sertifikat dan twibon. Ada Avinda yang disibukkan sama MoA dan IA. Ada Syifa yang ambil kendali keadaan menjadi MC. Ada Bu Heni yang sibuk menghitung total iuran dan pengeluaran. Ada Mbak Ika, Pak Riko, Favian dan Mbak Dwi Kartika.

Harapan pribadiku setelah kegiatan ini, ilmu yang sudah dibagikan bisa dimanfaatkan dan jadi amal jariyah bagi kami. Bisa jadi tabungan pahala untuk masuk surganya Allah. Setidaknya kegiatan ini juga memberikan motivasi untuk terus bertumbuh. Manakala kami mulai malas dan lemah, kegiatan ini mengingatkan kami bahwa kami pernah berusaha sekeras ini. Lalu kami kembali bangkit dan berusaha lagi menyelesaikan apa-apa yang sudah kami mulai. Sekian catatan menjelang akhir bulan. Terimakasih kerjasamanya, teman-teman

 

Di kamar asramaku.

Surabaya, 30 Mei 2023


Foto full tim kelompok Mojokerto



Baca juga berita kegiatan ini di sini Pelatihan di Mojokerto bersama Mahasiswa S2 TP Unesa 2022 

Nonton video nya di Jendela Unesa menit 05.34



 

        




   Foto di depan Monkasel pada malam hari

Monkasel, begitu biasa orang-orang menyebutnya. Awalnya sih aku bertanya-tanya apa itu Monkasel. Rupanya itu singkatan dari Monumen Kapal Selam. Salah satu tempat tujuan pelancong jika berkunjung ke Surabaya.

Beberapa waktu lalu sekitar akhir Desember 2022, aku berkesempatan mengunjungi Monkasel di malam hari. Sebenarnya niat pergi jalan keluar itu hanya mengelilingi Surabaya. Pas lewat depan Monkasel akhirnya kubilang sama temanku untuk mampir.

Setelah memarkirkan motor, kami nanya dong ke penjaga apakah bisa mengunjungi Monkasel pada malam hari. Ternyata bisa. Monkasel tutup pukul 21.00 Wib. Saat itu kami datang sebelum pukul 19.00 Wib. Beli tiket. Harga tiket hanya Rp.10.000. Lalu berburu masuk Monkasel. Sama petugasnya diarahkan untuk menonton Diorama terlebih dahulu. Kami pun menonton.

Diorama itu sejenis pemutaran film dokumenter tentang sejarah kapal selam Indonesia dan upaya penyelamatan bangsa. Kami jadi tahu tentang beratnya tugas abdi negara dengan motto nya tabah sampai akhir itu.

Pemutaran film dilakukan sekitar 15 menit. Setelah itu, barulah kami masuk ke dalam Monkasel yang sudah tampak gagahnya dari luar. Selain kami, ada beberapa pengunjung lainnya yang masuk Monkasel. Mereka terlihat seperti rombongan keluarga. 

 

Foto menonton Diorama

        Di dalam Monkasel sudah siap petugas yang ramah untuk menjelaskan tentang Monkasel. Petugasnya juga ramah dalam hal menawarkan dirinya untuk mengambilkan foto para pengunjung. Menurutku pelayanan Monkasel oke. Jadi tertarik untuk membawa anak-anak studi lapangan ke Monkasel. Tapi kejauhan dan kemahalan ya. Hehe. Tapi mana tau ada sponsor gitu untuk memberikan pengalaman baru ke anak-anak pulau.

Di dalam Monkasel, kami berkeliling melihat kenyataan. Ternyata serumit itu alat-alat yang ada di sebuah kapal selam. Pipa, mesin, lorong. Kami juga melihat tempat tidur para abdi negara. Di dalamnya juga ada galeri para pimpinan angkatan laut saat itu. 


Foto di dalam Monkasel dan dijepret oleh petugas

                Melalui kunjungan ini kami jadi belajar, tak ada satu pun hidup yang tidak dipertaruhkan. Meski di luar terlihat gagah dan keren, resiko dan sakit yang kita rasakan, hanya kita sendiri yang tahu. Tak lupa pula foto-foto di sekitaran Kali Mas yang indah dengan lampu-lampu di malam hari. Posisinya tepat di sebelah pagar Monkasel. 

              Kalau ke Surabaya, kapan-kapan mampir ke Monkasel ya. Dapat wisatanya, dapat ilmunya. Malam hari juga oke banget.

 


        Hidup bersama al-qur'an adalah nikmat. Nikmat yang tidak akan dirasakan kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakannya."Sayyid Qutb"

        Kalimat ini membuat saya tertegun lama. Benar yah. Dulu ketika hidup saya cukup jauh dari al-qur'an, kalimat seperti di atas tidak berarti apa-apa. Tapi saat ini, ketika mendapati kalimat tersebut hati saya seperti tersentuh. Saya sadar ada nikmat tersendiri atas interaksi dengan al-qur'an. Ada energi tersendiri.

        Pernah gak merasa lelah dan gelisah? Atau misalnya hari itu seperti ada yang kurang. Kita coba mengatasinya dengan pergi berliburan atau sekedar nongkrong di kafe. Ternyata rasa lelah dan gelisah kita tidak berkurang. Kadang justru bertambah. 

        Bisa jadi ada yang salah dengan hati kita. Coba periksa lagi. Ada ibadah-ibadah yang mungkin biasa kita lakukan. Tetapi hari itu kadarnya pelaksanaannya kurang. Ternyata tilawah al-qur'an kita kurang. Wajar kemudian hari itu menjadi tidak karuan.

        Di dalam Q.S. As-Syura (42:52), Allah menegaskan bahwa al-quran adalah ruh orang yang hidup. Tanpa al-quran, sesungguhnya orang tersebut tidak memiliki ruh. Ditegaskan pula di dalam Q.S.Thaha (20:24). Tak pernah orang yang hidupnya dekat dengan ak-quran itu susah. Allah yang jamin di Q.S.Thaha:2. 

        Menilik kepada fungsi al-qur'an itu sendiri, di dalam Q.S.Yunus (10:57), ada tiga fungsinya:

  1. Petunjuk bagi orang yang beriman
  2. Referensi nasihat bagi orang yang beriman
  3. Penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada

        Ada sunnah yang dilakukan oleh sahabat ketika berhadapan dengan al-qur'an :

  1. Ketika membaca al-qur'an dan sampai pada ayat tentang azab, maka mereka berhenti sejenak dan berdoa. Mereka memohon baginya surga.
  2. Ketika membaca al-qur'an dan sampai pada ayat azab, maka mereka berdoa agar dihindarkan dari azab dan neraka.

        

        Dijelaskan lebih lanjuta dalam Q.S.A-Ma'arij (70:19-21), "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." Juga diterangkan dalam Q.S.Al-Furqon (25:30) dan Q.S.Al-Muzammil (73:6)

        Semoga sahabat semua dapat merasakan kesejukan al-quran. Terutama di bulan suci ramadan yang mulia ini. Bulan diturunkannya al-quran. 




Setelah coba mengganti domain. Lalu merapikan template blog ini bulan lalu. Membuat beberapa draft di sini. Kupikir aku bakal dengan cepat menulisnya dan lebih produktif di blog ini. Ternyata belum. Malu sama diri sendiri. Hehe.


Di awal maret ini, kuniatkan tanggal satu maret aku segera mempublikasikan tulisan di blog ini. Belum juga sampai hari ini. Ada saja tantangan. Atau memang aku yang belum konsisten. 


Niat buka laptop mau nge-blog. Teringat tugas kuliah. Teringat proposal tesis. Teringat draft naskah lomba. Teringat tugas-tugas komunitas dan sebagainya. Pheuf. Aku payah.


Hari ini pun begitu. Setelah mandi pagi, kuniatkan dengan serius untuk menulis di sini. Eh, tadi pagi aku mengerjakan hal lain. Membaca, berpikir, menonton kajian, memuat video, membuat beberapa flyer kegiatan hingga malam ini. 


Tibalah di waktu malam begini kupaksakan membuka blog ini. Aku sayang banget sama blog ini. Inginnya blog ini bisa menjadi rekam jejak yang bagus dalam hidupku ke depan dan tentunya memberi manfaat bagi orang lain. Semoga ya draft-draft di sini bisa segera rilis dengan konsisten. Aku bisa lebih rapi membuat prioritas kerja. Biar gak makin ke sini, makin ke sana. Duh!


Surabaya, 03-03-2023