Berhubung di dalam sebuah grup sedang membahas perjalanan Surabaya ke Lombok, jadilah akhirnya draft tertanggal 19 Januari ini kubuka dan kuselesaikan. Hehe. Kadang niat menulis yang naik turun ini perlu suntikan motivasi lagi. Draft di blog ini bahkan banyak sekali.
Kembali ke niat awal menulis catatan ini.
***
Sekitar hari ahad, 07 Januari 2024 yang lalu, aku dan beberapa teman melakukan perjalanan kapal laut dari Surabaya ke Lombok. Tujuannya adalah liburan. Kemana saja? Di tulisan selanjutnya lah kalau aku kuat bakal aku ceritakan. Kita berangkat di tanggal tersebut dan tiba di Surabaya lagi tanggal 13 Januari 2024 hari ahad subuh.
Nah, menurut jadwal kapal yang kalian bisa beli tiket dan jam berangkatnya di DLU Ferry, hari itu seharusnya kami berangkat pukul 16.00 WIB. Tapi akhirnya molor menjadi pukul 19.00 WIB. Kita berangkat dari Pelabuhan Roro Tanjung Perak menggunakan Kapal KM Kirana VII. Bukan di Pelabuhan Surabaya North Quay (SNQ) yang di sebelahnya ya.
Berhubung ini bukan perjalanan pertamaku naik kapal dalam waktu yang lama, aku ngerasa okelah ya. Insyaallah aman mah klo buat aku. Masih pikiran positif gitu. Perginya masih senang-senang banget. Ombak juga pulang pergi aman. Ketika kapal meninggalkan Pelabuhan Perak, kita bakal melewati Jembatan Suramadu yang sensasi malam hari nya spesial menurutku. Alhamdulillah ya udah ngerasain waktu terang dan gelap di Suramadu lewat darat dan laut.
Kita semua teriak-teriak terpesona lihat keindahannya. Ini memang salah satu keindahan yang ditawarkan ketika naik kapal ya. Bahkan, pihak informasi tak segan-segan mengulang dari speakernya, "Sebentar lagi kita akan menyaksikan keindahan Suramadu. Salah satu objek wisata kebanggaan kita." Kita semua tepuk tangan sambil jepret-jepret keadaan. Mengabadikan lewat foto dan video. Belum lagi pemandangan kapal-kapal dengan lampu-lampu keren di sepanjang pelabuhan ini. Mengingatkanku pada keindahan perbatasan Singapore-Batam.
Masih baru naik kapal kan ya. Masih semangat menggebu-gebu. Malamnya kita duduk di bagian atas kapal yang terbuka. Menikmati angin malam sepanjang perjalanan sembari bercerita dengan teman. Kebetulan malam itu debat capres kedua, jadilah kita nonton bareng lewat youtube (masih ada sinnyal). Pas udah gak ada sinyal, kita masuk ke dalam dan menonton di televisi. Alhamdulillah televisi nya nyala 24 jam sebagai hiburan.
Oiya, sebelum berangkat, kita udah beli stok makanan dulu. Karena malam itu kita gak langsung dapat jatah makan dari kapal ya. Jatah makan baru diperoleh ketika sarapan pagi dan makan siang.
Itu pun dapat jatah makan pagi nya agak lama. Sejak subuh aku udah naik lagi ke bagian atas kapal menyaksikan sunrise yang masyaallah indahnya. Kalau buat salat nya, ada musholla kecil yang bisa digunakan bergantian ya. Kamar mandi nya juga banyak dan bersih. Aman buat kalian mandi-mandi.
Menyaksikan perubahan lengkap dari matahari belum muncul hingga muncul sempurna dengan cuaca cerah dan segar adalah sebuah pengalaman spiiritual bagiku. Alhamdulillah banget bagian ini nya. Hapeku sampe penuh buat merekam kenaikan matahari. Bagian ini pula kurasa aku udah kayak di kapal-kapal pesiar yang keren banget. Entah apa hubungannya gak tau. Efek suasana hati yang bahagia kayaknya melihat kebesaran Allah.
Kafetaria KM Kirana VII
Aku ga turun ke bawah sejak matahari naik. Aku mau menikmati birunya laut. Aku cek di internet yang mulai ada, posisi kami pagi itu udah ada di sekitar daerah Buleleng, Bali. Aku pesan kopi di kafetaria. Rentang harga minuman dan makanan di kafetaria ya masih kisaran 15 ribuan. Malam nya aku juga sempat beli bakso. Kalau perjalanan begini, ongkos hemat tapi jajanku luar biasa. Pantang lapar dan harus jaga stamina.
Di bagian atas ini ada tempat bermain anak bagi yang membawa anak. Lumayan menghibur sih. Setidaknya angkutan umum ini mulai memperbaiki fasilitas dan memperhatikan kenyaman penumpang. Membuat ramah anak juga salah satu peer besar faslilitas umum di negeri kita ini.
Lama kutunggu sarapan tak muncul-muncul. Aku terbiasa sarapan dari jam 06.00-07.00 WIB. Itu sarapan baru ada pukul 08.30 WIB. Lagi-lagi harus stok jajan yang banyak. Pelayan kapal akan mengantar makanan ke tempat masing-masing. Jadi gak perlu antri atau rebutan. Tinggal menunjukkan tiket kapal kamu.
Makanannya lumayan. Ada nasi+lauk+buah+puding+air mineral gelas. Bagi bapak-bapak itu akan sangat kurang banget karena bagiku sendiri itu juga kurang. Hahah. Soal rasa ya telan aja. Namanya juga makanan jatah.
Dari pagi hingga ke siang dan sore hari semua berjalan apa adanya. Ya duduk lah menunggu di kapal hingga bersandar. Mau ngapain lagi kan ya. Tapi tenang, colokan listrik ada di tiap tempat tidur. Jadi aman kalau mau bawa laptop dan nonton drama Korea.
Akhirnya sekitar 16.00 WITA, kami tiba di Pelabuhan Lembar. Wuih, rasanya gimana gitu ya udah nyampe. Yang mulai lelah perjalanan jadi semangat lagi. Perjalanan liburan baru dimulai, yeay. Aku bakal cerita perjalanannya di tulisan lain insyaallah.
***
Pulangnya gimana, Vit?
Mengingat perjalanan pergi dan mengunjungi satu tempat ke tempat lain yang cukup melelahkan, tadinya aku pengen pulang naik pesawat saja. Tapi mengingat ini perjalanan tim, aku pun naik kapal lagi.
Alih-alih ingin mencoba kapal yang lain, kami pun memesan tiket kapal Dharma Rucita VII. Awalnya jadwal ketika memesan itu, kapal berangkat pukul 15.00 WITA. Siangnya setelah beli oleh-oleh, kami cek lagi di website kapal tadi, berubah menjadi pukul 23.00 WITA. Sungguh membingungkan.
Hari itu hari jumat, 11 Januari 2024. Penginapan harus sudah check out pukul 12.00 WITA. Sementara menunggu kapal hingga malam, kami bingung harus ngapain. Akhirnya aku menghubungi satu per satu temanku di sana. Alhamdulillah mereka bersedia ngasih tumpangan meluruskan kaki. Tapi karena teman satu tim ku hobi jalan dan belanja, jadilah kami masuk ke Mall Epicentrum. Di sana lah kami banyak menghabiskan waktu. Eh, tiba-tiba udah pukul 21.30 WITA. Harus segera ke Pelabuhan biar tidak tertinggal kapal. Gitu ih namanya masuk Mall. Suka lupa jam.
Tampak luar Mall Epicentrum Lombok
Naik kapal ini di Pelabuhan Gili Mas. Bukan di Pelabuhan Lembar. Di kapal Dharma Rucita VII ini mulai banyak drama.
Kami sempat salah pelabuhan karena dikira mas supirnya, kedua kapal ini pelabuhannya sama. Rupanya beda pelabuhan dan akhirnya kami mutar lagi deh.
Tiket yang kami pesan masih sama, ekonomi-tidur. Dari luar, menurutku fisik kapal ini jauh lebih cantik daripada KM Kirana VII. Tapi pas sampai di dalam, sepi. Katanya kapal ini baru operasi di rute Lombok-Surabaya. Suasananya beda dengan KM Kirana VII.
Menurutku, musholla di kapal ini jauh lebih bagus dan nyaman. Abis salat bisa lah tilawah dengan tenang. Musholla nya cantik, bersih dan ada AC. Hihih. Bisa buat tiduran 5 menit. Tapi kalo lebih dari 5 menit, ada CCTV yang memantau wkwk. Kalau di KM KIrana VII musholla nya enggak kayak gini. Lebih darurat. Tapi untuk kamar mandi dan tempat tidur, KM Kirana VII menurutku jauh lebih baik. Di Dharma Rucita VII ini, colokan listrik hanya disediakan di sudut seperti tempat colokan listrik di bandara. Kebayang lah kan untuk kita yang mageran, Tidak ada di dekat tempat tidur kita. Beda dengan KM Kirana VII.
Di kapal ini ombak nya lebih terasa sih. Aku gak tau apa faktor rendahnya landasan kapal apa gimana. Saking ingin memastikan, merenunglah pula aku di luar kapal. Iya, kayaknya lebih rendah jadi ombak lebih berasa. Trus, pinggiran kapal tidak ada sandaran. Ibarat mau terjun bebas dari kapal, peluang nya lebih besar di kapal ini. Lebih safety di KM Kirana VII sih ya.
Trus kita gak bisa naik ke bagian atas kapal. Jadilah melihat dari pinggir-pinggir ketika matahari terbit. Kurang seru lah.
Kan kapal ini diperkirakan akan bersandar ke Pelabuhan Perak pukul 21.00 WIB. Tapi kemudian diumumkan akan bersandar pada pukul 23.00 WIB karena ramainya antrian kapal. Aku yang sudah bersiap turun, tidur lagi sampe malam. Eh, pas bangun di 23.00 WIB, kapal masih tidak bergerak. Sepanjang malam itu pun aku menunggu. Kapal baru bisa bersandar di pukul 02.00 WIB. Cepat-cepat turun, eh pintu kapal belum dibuka. Nunggu pula setengah jam di bawah. Diantara asap truk-truk besar yang juga gak mau kalah duluan sama pejalan kaki. Dengan ruangan tertutup dan apek itu aku bergumam, "gini kali ya allah yang naik kapal ini. Padahal tiket pesawat loh masih bisa terbeli."
Hari ahad, 13 Januari 2024 pukul 02.30 WIB, pintu kapal dibuka. Kita ngacir keluar kapal sesegera mungkin. Soalnya aku terakhir mandi di hari jumat siang. Aku gak nyaman mandi di kapal itu. Cuman bebersih, cuci muka dan sikat gigi doang karena mau salat.
Keluar pelabuhan langsung jalan ke gapura. Di depan pos polisi kita baru bisa pesan ojol. Agak rempong juga mencari ojol di jam segitu. Akhirnya, udah naik ojol. Taraaa....lima menit masuk kos, azan subuh wilayah Surabaya.
Ya Allah, hectic banget berangkat di jumat, nyampe nya ahad. Sejauh ini, ini sih yang paling jauh. Selesai subuhan langsung nyuci pakaian kotor selama seminggu. Setelahnya lanjut keluar rumah karena kegiatan lain sudah menunggu.
***
Yang mungkin penting disiapkan :
1. Koyo dan minyak-minyak. Jangan malas buat ngurusin tubuh selama perjalanan biar gak encok. Alhamduulilah nyampe di Surabaya aku tetap sehat. Tapi beberapa temanku sakit sampe seminggu. Shock mental kayaknya naik kapal.
2. Memastikan tiket pergi dan pulang jika naik kapal. Karena kapal beroperasi sekali tiga hari.
3. Gak usah bawa koper apalagi banyak barang karena tangga naik nya cukup bikin betis keram. Pake carrier aja ato ransel hehe.